PROFIL Intan Wisni, Perwakilan Indonesia di Miss Eco International yang Gugup Berbahasa Inggris
Nama Intan Wisni mulai jadi perbincangan publik lantaran tidak bisa menjawab pertanyaan dari juri dengan bahasa Inggris.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: bunga pradipta p
Ada juga yang memaklumi interpreter yang kesulitan menjelaskan kepada juri.
Mengaku Jadi Korban Perundungan
Dalam video klarifikasi yang Intan Wisni buat, ia mengaku ada trauma saat berbicara bahasa Inggris di depan publik.
Hal itu dibagikan Intan Wisni melalui unggahan Insta story-nya Rabu (7/4/2021).
Namun dari penelusuran Tribunnews, unggahan tersebut telah dihapus.
Meski begitu, video klarifikasinya telah banyak diunggah kembali oleh akun-akun gosip, salah satunya @lambe_turah.
Baca juga: Pakai Translator dalam Miss Eco International, Intan Wisni Minta Maaf, Sebut Punya Trauma
Baca juga: Profil Intan Wisni Permatasari, Finalis Miss Eco International 2021 yang Masuk 10 Besar
"Assalamualaikum Indonesia, selamat pagi dan selamat malam, mohon maaf atas jawaban aku yang masih jauh dari kata sempurna dan aku memakai translator," ungkapnya.
Selain itu, Intan Wisni menyebut bahwa ia hanya menyiapkan jawab untuk pertanyaan seputar lingkungan dan keperempuanan.
Sedangkan pertanyaan yang dilontarakan juri soal politik, yaitu kebijakan imigrasi.
"Pertanyaan itu tentang politik, karena setahu aku pertanyaan Miss Eco itu hanya soal wanita dan lingkungan aku belajar hanya sebatas itu saja."
"Dan memang aku melakukannya hanya sebatas itu aja, aku tidak memperlajari dan menyangka pertanyaan itu menjurus ke politik dan imigrasi dan seperti itu," jelasnya.
Secara blak-blakan, Intan Wisni mengaku sempat menjadi korban bully karena kekurangannya saat berbicara bahasa Inggris.
Lebih lanjut, Intan Wisni juga mengaku masih syok karena dirinya tidak percaya bisa masuk 10 besar Miss Eco International 2021.
"Satu lagi yang kalian harus tahu kenapa aku ada trauma ngomong bahasa Inggris, depan publik, kenapa karena aku pernah di-bully dan bully itu setrauma aku dan pernah sampai sesetres itu," jelasnya.
"Tetapi hasil dari bully-an tersebut aku pengen maju dan men-challange aku sampai ke ajang internasional ini"
"Itu kenapa, karena aku mau men-challange diri aku lebih baik dan ketika aku harus menjawab bahasa Inggris aku masih teringat traumatik," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Triyo) (TribunTimur.com/Munawwarah)