Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Beda dengan Parasite, 'Minari' Nominasi Oscar yang Menjungkirbalikkan Stereotip Soal Imigran Asia

'Minari' disutradarai oleh orang Amerika keturunan Korea, Lee Isaac Chung dan sebagian ceritanya didasarkan pada kisah masa kecilnya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Beda dengan Parasite, 'Minari' Nominasi Oscar yang Menjungkirbalikkan Stereotip Soal Imigran Asia
Foto: (A24)
'Minari' disutradarai oleh orang Amerika keturunan Korea Lee Isaac Chung yang memiliki pengalaman masa kecil mengikuti sebuah keluarga imigran beranggotakan empat orang yang pindah dari Los Angeles (LA) ke pedesaan Arkansas, Amerika Serikat (AS) untuk memulai hidup baru di sebuah pertanian. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Korea Selatan (Korsel) kembali mencuri perhatian pada ajang penghargaan bergengsi Academy Awards ke-93 yang digelar di Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS) pada 25 April 2021, melalui nominasi film 'Minari'.

Mendekati lebih dari setahun yang lalu, negara itu telah melontarkan sindiran keras mengenai konflik perbedaan status sosial yang disajikan sempurna oleh sutradara peraih piala Oscar pada Academy Awards ke-92, Bong Joon-ho.

Ho pun berhasil memenangkan kategori Sutradara terbaik pada tahun lalu melalui film berjudul 'Parasite' yang juga menjadi film berbahasa asing pertama yang memenangkan kategori Film Terbaik di Academy Awards 2020.

Sedangkan untuk tahun ini, film 'Minari' mencoba peruntungannya dengan menampilkan pemeran utama Korsel juga.

'Minari' disutradarai oleh orang Amerika keturunan Korea, Lee Isaac Chung dan sebagian ceritanya didasarkan pada kisah masa kecilnya.

Chung kecil memiliki pengalaman mengikuti keluarga Yi, sebuah keluarga imigran beranggotakan empat orang, saat mereka pindah dari Los Angeles (LA) ke pedesaan di Selatan AS, Arkansas untuk memulai hidup baru di sebuah pertanian.

Berita Rekomendasi

Sementara naskah dan arahan Chung jauh lebih terkendali dibandingkan Ho.

Dirilis di Amerika Serikat (AS) selama lonjakan yang mengkhawatirkan dalam kasus kejahatan rasial anti-Asia, 'Minari' telah memenangkan penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik di Golden Globe Awards pada Februari lalu.

'Minari' disutradarai oleh orang Amerika keturunan Korea Lee Isaac Chung yang memiliki pengalaman masa kecil mengikuti sebuah keluarga imigran beranggotakan empat orang yang pindah dari Los Angeles (LA) ke pedesaan Arkansas, Amerika Serikat (AS) untuk memulai hidup baru di sebuah pertanian.
'Minari' disutradarai oleh orang Amerika keturunan Korea Lee Isaac Chung yang memiliki pengalaman masa kecil mengikuti sebuah keluarga imigran beranggotakan empat orang yang pindah dari Los Angeles (LA) ke pedesaan Arkansas, Amerika Serikat (AS) untuk memulai hidup baru di sebuah pertanian. (Foto: (A24))

Ini menjadi pertanda bahwa film ini pun layak diperhitungkan untuk mendapatkan Oscar.

'Minari' bahkan telah menerima banyak penghargaan sejak saat itu, termasuk penghargaan Film Akademi Inggris pada bulan ini untuk salah satu pemerannya, yakni aktris berusia 73 tahun, Young Yuh-jung.

Dikutip dari laman Nikkei Asia, Senin (26/4/2021), terkait kasus rasial anti-Asia di AS, pada pertengahan Maret lalu, setelah Motion Picture Academy mengumumkan bahwa 'Minari' telah dinominasikan untuk memborong enam Oscar, termasuk dua penghargaan premi, film terbaik dan sutradara.

Keesokan harinya, enam wanita keturunan Asia tewas dalam aksi penembakan massal di Atlanta.

"Itu terjadi tepat setelah nominasi kami keluar," kenang aktris Korea yang tinggal di Los Angeles (LA) Esther Moon selama wawancara melalui video dari kediamannya.

Moon, perempuan berusia 44 tahun ini berperan sebagai Nyonya Oh, seorang imigran Korea paruh baya dan merupakan penduduk Arkansas yang sudah lama menetap serta bekerja di pabrik milik orang tua Yi.

"(Academy Awards) itu merupakan momen tertinggi yang luar biasa: 'Minari' mendapatkan enam nominasi Oscar. Saat orang Asia di sini sedang merayakannya, kemudian 24 jam kemudian ada penembakan yang menargetkan perempuan Asia. Rasanya seperti kami sedang naik daun dan kemudian dijatuhkan lagi agar lebih tahu posisimu, rasanya seperti dibanting," tegas Moon.

Baca juga: Korsel Perkenalkan Dua Teknologi Baru untuk Alat Test Covid-19, Warga Bisa Swab Mandiri

Mengacu pada karakter yang ia perankan, menurutnya, Nyonya Oh adalah sosok perempuan yang terbebas dari hierarki kelas yang kaku.

"Ia ingin cukup dekat dengan imigran Korea lainnya, apa kalian tahu, kami bahkan sering bertengkar satu sama lain. Tapi Nyonya Oh tidak begitu, ia tidak memimpikan kehidupan yang lebih baik, hidupnya damai di pedesaan Amerika di antara orang-orang kulit putih yang naif dan lugu ini," jelas Moon.

Karakter Nyonya Oh yang diperankan Moon merupakan salah satu dari beberapa karakter dalam film yang menjungkirbalikkan stereotip pengalaman imigran Asia di AS.

Profesor di Harvard University, Alexander Zahlten yang berfokus pada kajian media Asia Timur, memuji 'pengemasan berbeda' dari pengalaman diaspora pada film tersebut yang ditampilkan oleh Moon.

Ia menilai ini adalah pengingat baru bahwa para imigran bermigrasi ke AS untuk alasan yang kompleks.

"Karakter Nyonya Oh menurut saya sangat penting, karena ia berhasil membantah gagasan bahwa komunitas imigran ditentukan oleh ras, bahasa, atau gagasan dari latar belakang budaya," kata Zahlten.

Moon selama ini hidup berpindah-pindah antara Korsel dan AS hingga usianya 16 tahun.

Film Korea Parasite menjadi film yang paling banyak dicari tahun 2020 di Google.
Film Korea Parasite menjadi film yang paling banyak dicari tahun 2020 di Google. (IST)

Saat memutuskan untuk menetap di AS, langkah ini membuatnya sangat sensitif terhadap dikotomi antara budaya Asia dan Barat.

Film 'Minari' menyoroti keduanya, di AS, keempat anggota keluarga Yi dipaksa untuk menemukan kembali jati diri mereka sendiri di lanskap Arkansas yang luas dengan lebih sedikit batasan sosial.

Mereka menghadapi kegagalan dan kemiskinan, saat simpanan uang mereka semakin menipis.

"Jelas ada tekanan akademis yang lebih sedikit setelah saya kembali ke AS untuk menjalani hidup pada usia 16 tahun. Di Korea, anda memiliki satu kesempatan untuk kuliah di perguruan tinggi, sedangkan di AS, semua rencana itu kemungkinan akan gagal, masih sangat sulit untuk mendapatkannya di sini. Bahkan orang Korea yang berpendidikan pun akan mengambil jenis pekerjaan terampil hanya untuk mendapatkan green card mereka," papar Moon.

Keindahan alam bagian Selatan AS yang mendominasi hampir setiap pengambilan gambar 'Minari', menandai rilisnya sinema Asia baru-baru ini yang menjangkau penonton internasional.

Sementara film Korea lainnya yakni 'Parasite' dan 'Shoplifters' menunjukkan sisi ketimpangan ekonomi dan sosial di Korsel melalui lensa ikatan keluarga Asia, mereka berada di kota metropolitan Asia yang padat.

Sedangkan untuk pemilihan istilah 'Minari' yang sepenuhnya Amerika, sutradara sekaligus penulis skenario Chung yang merupakan sosok yang lahir di AS telah memicu kontroversi pada ajang Golden Globes.

Baca juga: Seperti Parasite, Ario Bayu Berharap Film Indonesia Masuk Oscar, Dukungan Pemerintah Dibutuhkan

Karena terbatas pada kategori bahasa asing, meskipun difilmkan dan dibiayai AS serta memiliki beberapa baris dialog berbahasa Inggris.

"Film ini tentang sebuah keluarga, ini lebih dalam dari bahasa apapun," kata Chung dalam sambutan penerimaan penghargaan dalam Golden Globes.

Di sisi lain, Filmmaker keturunan China-Amerika Christine Choy pun memuji film besutan Chung.

"Ini cerita yang tidak biasa karena kami tidak pernah melihat orang Asia bekerja di AS sebagai petani. Ini adalah keluarga Asia yang terjebak di negeri antah berantah dan berhasil menjaga cinta serta dukungan mereka satu sama lain agar tetap semangat dalam menjalani hidup," tutur Choy.

Bagi Moon, salah satu pencapaian terbesar Chung adalah menunjukkan rasisme tanpa menjelekkan karakter yang mengungkapkannya.

Ia mengutip adegan saat resepsi di gereja, di mana seorang anak kulit putih bertanya kepada David, anak bungsu Yi, yang diperankan oleh aktor Korea berusia 8 tahun Alan S Kim.

"Mengapa wajahmu begitu datar?" kata Moon menirukan kalimat anak kulit putih yang bertanya kepada anak bungsu Yi.

"Kebanyakan orang mungkin melewatkan bagian itu, tapi itu seperti teriakan bagiku karena aku ini dibesarkan di Amerika tapi mendengar pertanyaan yang sama dan tidak diucapkan dengan cara yang kejam, terutama oleh anak-anak lain. Mereka hanya benar-benar ingin tahu apa alasannya, bagi mereka, wajah saya tampak begitu datar, ya itu bukan hal yang salah," kata Moon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas