Kiki Hendrawan Menerima Banyak Pelajaran Dalam Situasi Pandemi Saat Ini
Lama tak muncul di media, Kiki Hendrawan yang dijuluki ‘Si Tangan Ajaib’ ini mengaku kegiatannya cukup padat
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Lama tak muncul di media, Kiki Hendrawan yang dijuluki ‘Si Tangan Ajaib’ ini mengaku kegiatannya cukup padat jika ingin dituruti. Tetapi ia lebih memilih menyesuaiakan dengan situasi dan kondisi yang terjadi selama ini.
Dalam situasi pandemi Covid-19 yang kita belum tau entah sampai kapan akan berakhir, ditambah suasana bulan Ramadhan, Kiki mengabarkan bahwa dirinya sekarang hanya akan menerima 10 pasien saja dalam sehari.
Kepada awak media ia menjelaskan bahwa sudah menemukan pola nyaman dalam melaksanakan tugasnya sebagai orang yang selama ini di kenal memiliki kemampuan Pain Management terutama menangani syaraf kejepit.
“Pandemi ini ternyata membawa banyak pelajaran buat saya, salah satunya adalah saya sekarang sudah mulai menemukan formula untuk mengukur kemampuan fisik saya ketika menangani pasien. Jadi mulai sekarang saya putuskan hanya akan melayani 10 pasien saja setiap harinya. Hal ini saya lakukan tentu untuk menjaga fisik saya agar tidak menurun. Sehingga masih tetap bisa melayani pasien dengan baik,” ungkap Kiki Hendrawan.
Lebih lanjut Kiki Hendrawan menambahkan bahwa dirinya benar-benar merasa nyaman dengan keputusan ini, jadi melalui media ini Kiki menyampaikan permohonan maafnya jika dirinya hanya melayani 10 pasien saja.
“Secara fisik dan lain-lain saya sudah merasa nyaman dan pas kalua sehari ngelayani 10 pasien saja, saya nggak mau memforsir tenaga. Jadi untuk pasien yang ingin berobat saya sarankan untuk mendaftar jauh-jauh hari biar bisa terjadwal. Melalui media ini saya menyampaikan permohonan maafnya dengan keputusan saya ini," kata Kiki Hendrawan.
Apa yang disampaikan oleh Kiki Hendrawan ini cukup beralasan, dulu pasien pernah membludak sehingga menimbulkan masalah soal parkir. Sekarang sengaja dibatasi selain juga masalah parkir yang mengganggu aktivitas warga sekitar, jug untuk menjaga stamina stamina yang akhir akhir ini dirasa mulai menurun.
Jika kondisi ini tidak segera disikapi Kiki sendiri khawatir nanti berimbas dengan kesehatan diri yang pada akhirnya pasien jadi tidak bisa tertangani dengan baik.
“ Ya, dulu sebelum dibatasi pasien sempet membludak, kita jadi bermasalah dengan lahan parkir yang mengganggu aktifitas warga, kemudian sudah saya batasi, dan masalah parker akhirnya bisa kita atasi. Nah sekarang kita sesuaikan dengan kemampuan fisik saya, makanya sekarang saya batasi hanya 10 pasien saja selama 2 jam praktek,” tutur Kiki Hendrawan.