Wawancara khusus dengan Once Mekel: Job Musik Sepi, Banting Stir Buka Kedai
Penyanyi Elfonde Mekel atau akrab disapa Once menyiasati pembatasan aktivitas di tengah pandemi Covid-19 dengan menggeluti usaha kuliner.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Bagaimana cerita asal mula Anda terjun ke bisnis kuliner?
Saya kan sebenarnya bukan pengusaha yang sudah hebat atau gimana. Beberapa waktu lalu saya coba buka usaha di bidang kuliner. Yang pertama saya buka bersama Ridho Slank di M Bloc Space.
Namanya Kedai Katong. Kami menjual makanan Manado dan menjual Kopi Ambon. Lalu saya buat lagi di BSD namanya Mayosi.
Mayosi itu konsepnya terbuka, pemandangan enak, karena di depan danau besar.Udaranya nyaman, sebetulnya itu dibuat setelah sudah periode Covid.
Mengantisipasi orang-orang yang datang khawatir di dalam ruangan. Syukur-syukur dapat tanggapan positif.
Satu hal yang saya belajar di bisnis kuliner, sekalipun kita bisa bikin suasana enak dan desain, makanan tetap harus enak. Sebenarnya Mayosi Kafe itu segmentasinya keluarga. Family Restaurant. Harganya juga tidak terlalu mahal.
Jualnya makanan Indonesia, makanan Barat, tapi kita punya specialty makanan Manado. Mayosi itu dari nama ibu saya Mama Yosi. Almarhumah Ibu saya itu jago banget masak waktu masih hidup. Menu itu (resepnya) dapat dari dia.
Pilih mana, eksis di dunia musik atau jadi pengusaha kuliner?
Oh saya sih kalau masih bisa bertahan di dunia musik pasti saya tekuni. Sampai saya tua. Sampai saya tidak bisa manggung lagi. Karena saya pikir panggilan hidup saya di situ.
Orang harus percaya dengan panggilan hidupnya.Saya percaya panggilan hidup saya adalah menjadi penyanyi dan harus menekuni dunia musik.
Dunia usaha lain, itu sekunder atau nomor dua buat saya. Meskipun saya percaya manusia itu diberi bakat itu katanya ya lima kemampuan utama.
Yang sebetulnya kita miliki. Tapi kadang-kadang kita hanya mengenal dua atau tiga saja. Sebenarnya kita punya sesuatu yang ajaib dalam diri kita lima.
Ya kita kan harus tetap berusaha supaya selain yang kita kenal apa yang bisa dimanfaatkan dari kemampuan kita.
Kemampuan yang benar-benar natural, yang sudah diciptakan untuk kita. Dan kita manfaatkan. Mungkin saya sebagai penyanyi punya bakat, tapi mungkin saja saya punya kemampuan di bidang lain.
Saya mencoba untuk mengenalnya. Itu karunia dari Maha Kuasa. Kalau kita manfaatkan kita sedang mengagungkan pencipta kita. (tribun network/denis destryawan)