Tuntut Kebebasan Berkesenian, Beberapa Seniman Lakukan Kolaborasi
Lagu Jalang direspon Ika dan Naomi dengan karya yang dicetak terbatas di sejumlah produk aksesoris eksklusif berupa kaos, tas, dan masker
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup band Efek Rumah Kaca berkolaborasi dengan seniman visual Ika Vantiani dan Naomi Cassyane untuk menuntut terwujudnya kebebasan dalam berkesenian.
Ide kolaborasi ini datang dari Koalisi Seni, yang aktif mendorong peningkatan kualitas kebebasan berkesenian di Indonesia.
Dalam kampanye bersama ini, lagu ciptaan Efek Rumah kaca berujudul “Jalang” nyatanya ikut direspon Ika dan Naomi dengan sebuah karya yang dicetak terbatas di sejumlah produk aksesoris eksklusif berupa kaos, tas, dan masker.
Ketiga produk tersebut bisa dipesan di tokopedia.com/tokokoalisiseni pada 17 Agustus 2021 hingga 17 September 2021.
Nantinya, penggalangan dana ini akan membantu kerja advokasi Koalisi Seni, dan 2,5% dari jumlah yang terkumpul menjadi donasi bagi seniman terdampak pandemi melalui bagirata.id.
Lagu yang dirilis pada tahun 2006 ini nyatanya untuk meluapkan ekspresi dalam memprotes Rancangan Undang-Undang atau RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi.
Baca juga: Koalisi Masyarakat Nilai Holding Ultra Mikro Bakal Matikan Koperasi
“Lagu ‘Jalang’ kami buat tahun 2006 untuk memprotes RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, yang mendorong penyensoran dan pembatasan ekspresi seni budaya mengikuti tafsir satu kelompok tertentu saja. Ternyata, protes ini masih relevan tahun 2021 karena hambatan kebebasan berkesenian malah makin kuat,” ujar Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca, dalam keterangannya, Senin (16 /8/2021).
Menurut Ika Vantiani, anggota Koalisi Seni, tantangan terbesar untuk kebebasan berkesenian yang dirasakannya ialah peraturan maupun pendapat publik yang makin membatasi kreativitas.
“Sekarang seperti diawasi sekali, sehingga menghambat proses berkarya kita. Seringkali seniman jadi menyensor karya sendiri karena takut kena jerat hukum atau dihakimi warganet,” ucap Anggota Koalisi Seni tersebut.
Terkait hal itu, dalam merespon lagu “Jalang”, Ika dan Naomi dalam kolasenya memakai konsep panoptikon alias mata yang maha melihat, cara kekuasaan “mendisiplinkan" masyarakat.
Terakhir Ketua Koalisi Seni, Kusen Alipah Hadi berharap kolaborasi ini dapat membuka semua mata masyarakat Indonesia terkait dengan pentingnya kebebasan berkesian dan beraksi mendukung kesenian tersebut.
“Banyak di antara kita bahkan belum tahu tentang kebebasan berkesenian dan mengapa ia penting. Kolaborasi ini kami gagas agar lebih banyak orang tahu tentang pentingnya kebebasan berkesenian dan beraksi mendukungnya,” kata Kusen Alipah Hadi, Ketua Pengurus Koalisi Seni.