Jadi Seorang Ibu, Sandra Dewi Merasa Masih Harus Terus Belajar Cara Mengasuh Anak
Aktris Sandra Dewi menikmati perannya sebagai ibu. Baginya menjadi ibu selalu menantang. Makanya, ia butuh terus belajar.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Sandra Dewi menikmati perannya sebagai ibu. Baginya menjadi ibu selalu menantang. Ia pun merasa perlu harus terus belajar.
Sejak Raphael Moeis, anak pertamanya lahir pada 2017 silam, Sandra rajin mencari tahu cara mengurus anak.
Bukan hanya bertanya dari orang yang berpengalaman, tapi juga dari berbagai literatur.
Salah satu yang jadi andalannya, adalah membaca informasi dari Tentang Anak, sebuah ekosistem parenting dan tumbuh kembang anak terlengkap dan terpercaya di Indonesia.
Baca juga: Sandra Dewi Ungkap Suaminya nggak Romantis, Namaku aja Cuman Inisial di Ponselnya
Baca juga: Sandra Dewi Merasa Berdosa Saat Kulit Anaknya Bentol-bentol, Kini Dibiasakan Rutin Pakai Skincare
"Semakin aku baca informasi Tentang Anak, ternyata aku ternyata banyak enggak tahunya," ucap Sandra Dewi, dalam jumpa pers virtual yang digelar Tentang Anak, Jumat (26/11/2021).
Sebagai contoh adalah pemakaian dot. Sandra Dewi mengaku anak pertamanya menggunakan dot untuk minum susu hingga usianya hampir dua tahun.
Padahal, pakai dot yang disarankan adalah saat usia 18 bulan atau satu tahun setengah.
Sebab, pemakaian dot lebih usia 18 bulan, akan memicu kerusakan pada gigi anak. Bahkan meningkatkan risiko kegemukan.
"Saya telat, Rafa hampir dua tahun. Saya baru tahu kalau bisa pakai gelas," lanjutnya.
Dari situ ia tak mau mengulangi kesalahannya saat Mikhael Moeis, anak keduanya, lahir.
"Untuk Mikha saya enggak mau telat, dari umur setahun saya sudah ajarkan pakai gelas," ucap istri Harvey Moeis itu.
Baca juga: Perawatan Rambut Sandra Dewi Tak Semahal yang Dibayangkan Orang
Tak hanya itu, Sandra juga mendapat pengetahuan bagaimana bersikap ketika kedua anaknya bertengkar.
"Ketika anak saya berantem, misalnya karena rebutan mainan. Kalau dulu, sebelum saya baca info Tentang Anak, saya selalu bilang ke kakaknya, 'ayo dong, kamu kan kakaknya, mengalah dong. Ternyata, di Tentang Anak, saya baca kalau sang kakak ini punya hak untuk mempertahankan mainan dia."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.