Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Terlibat di Film Dokumenter Bara, Dian Sastro Harap Masyarakat Lebih Mencintai Lingkungan

Film dokumenter Bara (The Flame) dibuat untuk mengedukasi masyarakat agar semakin sadar berbuat sesuatu untuk melindungi hutan.

Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
zoom-in Terlibat di Film Dokumenter Bara, Dian Sastro Harap Masyarakat Lebih Mencintai Lingkungan
Tribunnews.com/ Alivio
Dian Sastro, satu di antara Pemateri IdeaFest 2021 di M Block Space, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Dian Sastrowardoyo (YDS) dan Sejauh Mata Memandang turut memeriahkan IdeaFest 2021 dengan menyampaikan makna dan pesan dari karya kolaborasinya, yakni film dokumenter Bara (The Flame).

Lewat karya kolaborasinya ini, Dian Sastro selaku founder YDS berharap masyarakat yang menontonnya menjadi terdukasi dan lebih peduli terhadap lingkungan.

"Bara merupakan salah satu contoh alat edukasi yang sangat efektif. Saya berharap, semoga diskusi kami di Ideafest 2021 dapat menjelaskan faktor penting dari permasalahan lingkungan dan bisa memberikan contoh tindakan yang baik untuk masa depan hutan di Indonesia," kata Dian Sastro dalam diskusi IdeaFest di M Block Space, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: IdeaFest 2021 Hadirkan Pengalaman Festival Kreatif Baru, 140 Figur Inspiratif Dilibatkan

Sementara itu, Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang berharap pesan dari film ini tersampaikan ke khalayak dan banyak orang yang semakin sadar untuk berbuat sesuatu dan aktif melindungi hutan di Indonesia.

"Kami sadar akan pentingnya kolaborasi dengan banyak pihak agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas. Menjaga bumi adalah salah satu pesan utama kami dan hal ini juga yang diangkat oleh Film Bara," ujar Chitra.

Film Bara (The Flame) merupakan film dokumenter yang berkisah tentang kehidupan nyata seorang pria lanjut usia bernama Iber Djamal (77 tahun) sebagai penduduk asli Kalimantan yang mempertaruhkan sepanjang hidupnya untuk mendapatkan hak waris hutan adatnya.

Berita Rekomendasi

Secara garis besar film ini bertujuan memaparkan isu lingkungan hidup dan deforestasi yang telah menjadi permasalahan besar di negara ini.

Film ini buat oleh Gita Fara dan Arfan Sabran, dan diproduksi bersama Abimata Group, Cineria Film, RIM Cine Makassar dan Aljazeera Documentary Channel dan akan tayang secara eksklusif di beberapa kota besar di Indonesia mulai akhir November 2021.

Untuk diketahui, Yayasan Dian Sastrowardoyo (YDS) adalah organisasi nirlaba, dan Sejauh Mata Memandang (SMM) adalah label tekstil yang memiliki perhatian tinggi pada isu lingkungan hidup, telah melakukan deretan kampanye yang mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia.

Satu di antara program SMM adalah penanaman kembali hutan di Taman Nasional Leuser, Aceh Timur, sedangkan YDS aktif membangun sumur air di daerah yang mengalami kesulitan air di Sumba Timur.

Kegiatan-kegiatan ini pun tak lepas dari perhatian keduanya atas isu-isu lingkungan, seperti masalah perjuangan dalam mendapatkan sertifikat dan hak atas hutan adat yang diceritakan dalam film Bara (The Flame).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas