Singgung Kasus Rudapaksa Santri, Ini Kata Komika Bintang Emon Tentang Kelakuan Pelaku
Komika Bintang Emon tak habis pikir melihat kasus rudapaksa atau pelecehan seksual di lingkungan sebuah pesantren di Bandung.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Komika Bintang Emon tak habis pikir melihat kasus rudapaksa atau pelecehan seksual di lingkungan sebuah pesantren di Bandung, yang menghebohkan publik belakangan ini.
Apalagi si pelaku diduga seorang guru pesantren. Sementara korbannya adalah santriwati dididikannya.
Di luar dari upaya pencegahan perempuan dengan memakai busana tertutup serta tidak keluar rumah, bagi Bintang Emon, pencegahan utama tetap ada pada diri laki-laki.
Dalam kasus itu ia menyalahkan laki-laki. Dalam hal ini pelaku.
"Itu yang di pesantren badannya kurang ketutup kain bagaimana itu? Kudu banget mukanya ketutupan kain juga biar kayak mumi baru?" kata Bintang Emon dikutip dari Twitter @bintangemon, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Tangkal Korupsi Hingga Kekerasan Seksual, Kemendikbudristek Luncurkan Rumah Cegah
Baca juga: Perasaan Berkecamuk Para Orangtua Korban Rudapaksa Guru Pesantren: Korban Menderita Sangat Panjang
"Gue setuju pencegahan tuh harus dilakukan, tapi kita harus sadar bahwa yang salah tuh lakinya," lanjut dia.
Bintang Emon lantas mengumpamakan laki-laki bejat tersangka kasus pelecehan seksual sebagai manusia di antara teori Darwin.
Ia menganggap para tersangka pelecehan seksual sebagai manusia setengah kera lantaran otak mereka tidak digunakan sebagaimana layaknya manusia berpikir.
"Otaknya original kera, yang kalau nafsu langsung dilampiasin," kata dia.
Padahal, lanjut Bintang, tanpa melakukan pelecehan seksual seperti cat calling hingga pemerkosaan, para laki-laki akan tetap hidup.
Baca juga: Guru Pesantren Rudapaksa Belasan Santri hingga Hamil & Melahirkan, Bagaimana Nasib Bayi Para Korban?
Berbeda dengan kasus ketika manusia akan kesulitan bertahan hidup tanpa makan dan minum.
"Kita enggak cat calling tuh ternyata enggak meninggal," ujar dia.
Komika kelahiran Jakarta, 5 Mei 1996 itu menyayangkan aksi bejat yang dilakukan para pria di luar sana.
Tidak peduli pencegahan sebesar apa pun, nyatanya kasus pelecehan seksual tetap ada.