Kasus Kematian Tangmo Nida Dinilai Aneh, Komite Senat Hak Asasi Manusia Thailand Bentuk Tim Khusus
Komite Senat Hak Asasi Manusia Thailand akan membentuk tim khusus terkait kasus Tangmo Nida.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Dalam rekman tersebut tampak seseorang berdiri dan duduk di belakang speedboat yang dikemudikan sebelum Tangmo jatuh ke sungai.
Rekaman itu menunjukkan pukul 22.34 pada 24 Februari 2022.
Baca juga: UPDATE Kasus Kematian Tangmo Nida: Ibunda Sebut akan Terima Kompensasi Sebesar 30 Juta Baht
Namun, hingga berita ini diturunkan, polisi belum bisa memastikan siapa sosok tersebut.
Saat ini, polisi tengah dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
Komisaris Kepolisian Daerah Provinsi 1, Letjen Pol Jirapat Phumichit, mengatakan penyelidik telah memperoleh 'bukti baru' dari video CCTV.
"Bukti ini berguna karena akan membantu penyidik mendapatkan kejelasan lebih dalam kasus ini," ungkap Jirapat.
Jirapat mengatakan polisi akan meminta bantuan ahli untuk membantu meningkatkan kejelasan rekaman dan memeriksa koordinat GPS speedboat.
Sementara itu, Direktur Institut Pusat Ilmu Forensik Kementerian Kehakiman, Pol Kol Songsak Raksaksakul, mengatakan pihaknya akan membentuk panel untuk melakukan postmortem (data-data ini didapat dari tubuh korban) kedua dari tubuh Tangmo.
Dalam proses tersebut, pihak forensik akan melibatkan ibu Tangmo dan dokter dari lembaga lain untuk bergabung.
"Jenazahnya akan disimpan di Rumah Sakit Universitas Thammasat, dan pemeriksaan ulang diharapkan selesai tidak kurang dari 30 hari," kata Songsak.
Tubuh aktris itu seharusnya sudah dikremasi, tetapi pada Sabtu (12/3/2022), ibu Tangmo meminta penyelidik untuk memindahkan jenazah ke institut guna pemeriksaan ulang.
Kepala Departemen Investigasi Khusus (DSI), Trairit Temahiwong mengatakan DSI akan menyelidiki kasus ini jika keluarga Tangmo memintanya.
Sementara itu, Mantan Direktur Institut Pusat Ilmu Forensik, Khunying Dr Pornthip Rojanasunant mengatakan di Facebook keluarga mungkin memiliki kesempatan langka untuk mengakses hasil postmortem.
Dia mengatakan banyak orang secara keliru percaya hanya polisi yang memiliki akses ke laporan-laporan ini.