Waktu Minum Kopi yang Tepat saat Bulan Ramadan
Minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Namun, saat Ramadan sebaiknya perhatikan waktu minum kopi demi kesehatan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.
Itu ditandai menjamurnya gerai kopi serta variasi kopi yang dapat dinikmati sesuai selera.
Bertepatan bulan Ramadan, tentu ada perubahan dalam kebiasaan minum kopi di pagi hari.
Kebiasaan ini akan dilakukan pada waktu sahur.
Baca juga: 5 Tips Mengurangi Stres di Kepala, Kurangi Kafein hingga Kunyah Permen Karet
Namun mengomsumsi kopi saat sahur ternyata tidak disarankan.
Pakar Kesehatan dari FKUI Prof Ari Fahrial Syam mengatakan, sekalipun kecanduan kopi, minum kopi saat sahur tidak dianjurkan.
Pasalnya, akan memberi efek buruk pada ketersediaan air dalam tubuh.
Baca juga: Iko Uwais Hanya Minum Teh atau Kopi Saat Sahur, Jarang Makan Berat
“Kami tidak menganjurkan siapapun minum kopi saat sahur, karena minuman itu akan memberi efek buang air kecil yang berlebihan,” ungkap Prof Ari dalam keterangan virtual, beberapa waktu lalu.
Prof Ari yang juga merupakan dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, waktu malam hari bisa digunakan untuk menikmati segelas kopi, tapi tidak di kala berbuka puasa.
“Kalau mau minum kopi, silahkan saat malam hari setelah selesai makan besar buka puasa. Minum kopi di momen ini tujuannya biar enggak ngantuk saat tarawih. Dengan catatan, lambung memang oke,” terangnya.
Kopi diketahui mengandung kafein yang bisa menyebabkan efek nyeri lambung, jantung berdebar, hingga sensasi tidak nyaman di area mulut pada orang yang intoleran kafein.
Sedangkan, untuk mereka pencinta kafein, zat aktif ini diperlukan agar tubuh lebih terasa segar dan berstamina.
Baca juga: Manfaat Minum Susu saat Sahur dan Buka Puasa bagi Tubuh
Dengan minum kopi saat sahur, diharapkan tubuh lebih fit dan berenergi.
Padahal kafein dapat menyebabkan otot kandung kemih melemah. Akibatnya, tempat penampungan air seni tidak bisa menampung terlalu banyak cairan di dalamnya dan membuat a beser atau sering buang air kecil.