Promosi Film Ngeri Ngeri Sedap Tak Main-main, Produser: Seperti Serangan Fajar
Film Ngeri Ngeri Sedap telah meraup angka 1,5 juta penonton dalam 15 hari penayangannya di bioskop.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film Ngeri Ngeri Sedap telah meraup angka 1,5 juta penonton dalam 15 hari penayangannya di bioskop.
Produser Ngeri Ngeri Sedap, Dipa Andika mengungkapkan beberapa strategi terkait promosi yang dilakukan untuk mensukseskan karya anak bangsa dan mengangkat adat di Indonesia ini.
"Kami punya promo unik sebenarnya. Kami kerja sama dengan ratusan Gereja HKBP dan lapo (rumah makan) di seluruh Indonesia. Poster kita ada di sana," kata Dipa dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Film Ngeri Ngeri Sedap Tembus 1,5 Juta Penonton, Bene Dion: Tidak Masuk Logika
Tidak hanya itu, Dipa menyebut ajang promosi tersebut seperti "serangan fajar" sebab satu hari sebelum penayangan, pihaknya menempelkan stiker film Ngeri Ngeri Sedap di ratusan angkot di Medan.
"H-1, sebelum tayang di Medan, kita ada serangan fajar. Jadi di angkot itu ada stiker Ngeri Ngeri Sedap," lanjut Dipa disertai tawa.
Lebih lanjut, Bene Dion Rajagukguk sebagai sutradara mengungkapkan ada kemungkinan untuk film garapannya itu akan diikuti sertakan ke festival film internasional.
"Sejujurnya film ini persembahan kami, orang Batak, sebagai bahan cerminan. Memikirkan ulang, suku ini. Dari awal buat tidak ada niat ada di festival mana. Tapi memang ada support untuk dilakukan, jadi kami akan lakukan dengan tulus aja," ujar Bene Dion.
Sebagai informasi, film Ngeri Ngeri Sedap bercerita tentang kehidupan satu keluarga Batak yang tinggal di daerah pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara.
Keluarga tersebut dibintangi oleh Pak Domu (Arswendy Beningswara), Mak Domu (Tika Panggabean, Domu (Boris Bokir), Sarma (Gita Butar-butar), Gabe (Lolox) dan Sahat (Indra Jegel).
Berkisah tentang kerinduan Mak Domu terhadap ketiga anak laki-lakinya yang merantau ke Jawa. Sehingga Pak Domu mengupayakan agar ketiga anaknya bisa kembali pulang.
Film ini merupakan debut sutradara Bene Dion di bawah produksi Imajinari.