Akui Dulu Disepelekan, Umay Shahab Pernah Marah, Kini Punya Cara Beda Tanggapi Nyinyiran Publik
Umay Shahab mengaku pernah marah saat disepelekan orang. Selain itu, Umay juga menanggapi nyinyiran dari masyarakat.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Umay Shahab mengaku pernah merasa marah lantaran disepelekan oleh orang lain.
Namun, kini Umay Shahab bersikap lebih santai dengan penilaian orang lain.
Dikutip dari YouTube Cumicumi, Jumat (15/7/2022), Umay Shahab menuturkan penjelasannya.
"Pernah banget, dulu marah, dulu marah disepelein, dulu marah dikatain."
"Tapi sekarang kayak ya udah, orang boleh punya pandangannya apa."
"Semua itu balik lagi ke kita, kita mau nerimanya kayak gimana," tutur Umay.
Baca juga: Umay Shahab Ungkap Awal Mula Ingin Jadi Sutradara, Terinspirasi dari Sosok Noto Bagaskoro
Ia tak ingin memaksa orang lain untuk menyukainya.
"Kita nggak bisa maksa untuk semua orang suka sama kita kan, aku nggak bisa memaksa itu."
"Jadi yang bisa aku paksa adalah diriku lebih nyantai aja sama pandangan orang lain."
"Sama apa yang orang lain omongin, mungkin pendewasaan kali ya," imbuhnya.
Umay pun tak berhenti lantaran penilaian orang, melainkan terus berjalan dan memberikan dampak baik bagi orang di sekitarnya.
"Sekarang akhirnya jadi kayak 'Ya udah lah, terserah lu mau ngomong apa tentang gua'."
"Yang penting gua terus berjalan dan orang-orang yang di sekitar gua mendapatkan dampak baiknya."
"Itu lebih penting daripada opini orang," ucapnya.
Menurut Umay, merasa bahwa dengan dirinya terus merasa marah, sikap tersebut tak mengubah keadaan.
"Aku ada di titik marah juga nggak nyelesein apa-apa kan?"
"Marah nggak membebaskan aku dari fakta bahwa mereka tetap meremehkan aku," ujarnya.
"Jadi buat aku ya udah, aku sadar bahwa dengan marah, marah mereka nggak berubah."
"Aku diem juga nggak berubah, jadi mending diem ketimbang marah," sambungnya.
Kendati demikian, Umay bersyukur lantaran teman-teman dan lingkungannya mendukung perjuangan dan karyanya.
"Makanya aku bersyukur aku bisa punya temen-temen yang supportive."
"Aku bersyukur juga aku punya lingkungan yang selalu memberikan pelajaran buat aku."
"Memberikan bantuan ilmu buat aku, jadi aku sangat senang, aku punya lingkungan yang baik," jelasnya.
Tak hanya disepelekan orang, Umay juga mengaku mendapat nyinyiran dari publik.
Lantaran Umar disebut mengenal baik sutradara Monty Tiwa dan orang terkait dalam perfilman.
Hal tersebut membuat dirinya dinilai memiliki hak istimewa sehingga menjadi menjadi sutradara.
Kendati demikian, ia memiliki cara berbeda dalam menanggapi nyinyiran tersebut, yakni membuktikan etos kerja terbaik yang dia punya.
"Banyak juga yang nyinyir kayak 'Lu director privilege secara lu kenal sama Monty, kenal sama Prilly, kenal sama Andi Rianto'."
"Aku kayak 'Ya terus?' Banyak juga kok orang yang kenal sama mereka, tapi tidak bisa jadi sutradara'," bebernya.
"Itu bagaimana akhirnya kan tergantung akunya, aku mau ngulik atau enggak, akunya mau belajar apa enggak."
"Semua bisa kayak gue, serius bisa, asal lo punya etos kerja yang sama kayak gue," tambahnya.
Umay pun berusaha untuk menjadi sosok yang bekerja keras, meskipun tak bisa menjadi yang terbaik.
"Aku selalu berusaha untuk 'Kalau misalkan gua nggak yang terbaik di satu ruangan ini, at least gua jadi orang yang paling bekerja paling keras di ruangan ini'," tutup Umay Shahab.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Umay Shahab