Ketika Eksekutif Keuangan Perbankan Main Ketoprak, Lakonnya 'Ken Dedes: Harta, Tahta, Cinta'
Pagelaran ketoprak ini menjadi arena networking sesama pelaku jasa keuangan, direksi BUMN, asosiasi, akademisi, dan jurnalis senior.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
![Ketika Eksekutif Keuangan Perbankan Main Ketoprak, Lakonnya 'Ken Dedes: Harta, Tahta, Cinta'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/toprak-56-05.jpg)
Eko mengapresiasi setinggi-tingginya kepada para eksekutif industri keuangan, perbankan, BUMN, DPR, asosiasi dan akademisi yang turut mendukung pagelaran ketoprak financial ini.
"Di tengah kesibukan sebagai profesional, mereka masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian kesenian tradisional Indonesia," katanya.
Lakon “Ken Dedes: Harta, Tahta, Cinta” diangkat dari sejarah berdirinya Kerjaan Singasari pada tahun 1222 Masehi.
Ken Arok (diperankan oleh Anggoro E. Cahyo) adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Singasari atau Kerajaan Tumapel dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi yang memerintah dari tahun 1222 sampai 1227 Masehi.
Dinasti Rajasa yang di kemudiaan hari menurunkan raja-raja di Tanah Jawa ini dimulai dari pengabdian Ken Arok muda kepada Tunggul Ametung (diperankan oleh Haryanto T. Budiman), seorang akuwu di Tumapel.
Di tengah pengabdiannya ini, dia tergoda oleh kecantikan Ken Dedes (diperankan oleh Alexandra Askandar), istri Tunggul Ametung. Padahal, Ken Arok sudah mempunyai istri, Ken Umang (diperankan oleh Lies Permana).
Ken Arok yang sejak kecil dibuang oleh orangtuanya dan diasuh oleh seorang maling itu semakin tergoda untuk memiliki Ken Dedes setelah mendengarkan ramalan Brahmana Lohgawe.
“Siapa pun yang mengawini Ken Dedes akan menguasai Kediri dan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa,” kata Lohgawe.
Ken Arok pun merencanakan siasat jahat. Dia memesan keris kepada pandai besi terkenal bernama Mpu Gandring.
Rencananya, keris itu akan dia gunakan untuk membunuh Ametung. Tak sabar menunggu Mpu Gandring menyelesaikan kerisnya, Ken Arok langsung merebut keris yang baru setengah jadi itu, dan menusukkan ke dada pembuatnya hingga meregang nyawa. Namun, sebelum meninggal, Mpu Gandring mengucapkan wasiat yang menjadi petaka bagi anak- keturunan Ken Arok kelak.
“Ken Arok ingatlah, keris ini akan memakan nyawa tujuh raja-raja di Tanah Jawa,” ujar Mpu Gandring. Keris sakti setengah jadi itu di kemudian hari dikenal sebagai Keris Mpu Gandring.
Sebelum melancarkan aksinya, Ken Arok sengaja meminjamkan Keris Mpu Gandrung kepada Kebo Ijo (diperankan oleh Fathan Subchi), seorang punggawa di Tumapel.
Mendapat pinjaman keris, Kebo Ijo memamerkan kerisnya itu kepada setiap orang. Dia tidak tahu sedang dalam perangkap tipu daya Ken Arok.
Benar saja, di suatu malam, Ken Arok secara diam-diam mengambil kerisnya dari Kebo Ijo, dan menggunakan untuk membunuh Tunggul Ametung yang sedang tidur. Keris dibiarkan menancap di dada Tunggul Ametung.