Monolog 'Di Tepi Sejarah' Berlanjut ke Season 2, Ceritakan Sosok 5 Tokoh Bangsa
Lima tokoh bangsa yang diceritakan, yakni Sjafruddin Prawiranegara, Kassian Cephas, Gombloh, Ismail Marzuki, Emiria Soenassa.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serial monolog bertajuk 'Di Tepi Sejarah' memasuki season kedua pada Agustus ini.
Monolog produksi Titimangsa dan KawanKawan Media bekerja sama dengan Direktorat Perfilman dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini menceritakan sosok lima tokoh bangsa.
Mereka antara lain Sjafruddin Prawiranegara (1911-1989), Kassian Cephas (1845-1912), Gombloh (1949-1988), Ismail Marzuki (1914-1958) dan Emiria Soenassa (1895-1964).
"Sjafruddin dipinggirkan dari sejarah kita dan disebut pengkhianat, padahal ia pernah memimpin pemerintahan Indonesia," kata Happy Salma, pendiri Titimangsa dan produser pementasan Di Tepi Sejarah saat jumpa pers di M Bloc, Jakarta Selatan, Senin (15/8/2022).
Lebih lanjut kata Happy Salma, pihaknya tidak hanya ingin menyampaikan para tokoh yang berada di tepi sejarah saja.
Tapi juga dapat didiskusikan usai menonton monolog ini.
Baca juga: Happy Salma Akui Sangat Sulit Menghafal Naskah Monolog Inggit Garnasih
"Di Tepian Sejarah adalah ruang belajar dan berdiskusi. Bukan hanya untuk mengenal sosok dalam dinamika kebangsaan ini. Tapi juga melibatkan seniman lintas profesi," sambung Happy Salma.
Sementara itu Yulia Evina Bhara, Produser KawanKawan Media, mengatakan berdasarkan pengalaman pada season pertama (2021), guru-guru yang menonton membuat resensi lalu mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari monolog pelaku-pelaku sejarah.
Selain itu Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengapresiasi ikhtiar Di Tepi Sejarah.
Ia berujar Kemendikbudristek mendukung kembali serial ini hingga memasuki musim kedua.
"Kita membutuhkan berbagai medium dan cara pandang baru dalam melihat sejarah agar kebudayaan kita makin maju. Di Tepi Sejarah adalah sebuah inisiasi yang memberi kontribusi," tutur Ahmad Mahendra.
Terkahir, Happy Salma berharap agar serial Di Tepi Sejarah bakal ada season tiganya dan berlanjut terus, serta berkolaborasi dengan lebih banyak seniman.
"Tahun depan kami sudah menyiapkan beberapa nama, sudah riset, dan ibaratnya tinggal 'menggorengnya' saja, tapi sekali lagi masih butuh banyak peleburan. Semoga juga bisa membawanya tur keliling daerah dan membuka banyak diskusi," pungkasnya.
Serial Di Tepi Sejarah Season 2 ini hadir dalam 5 episode, dan akan ditayangkan di Kanal Indonesiana TV dan YouTube Budaya Saya mulai 17 Agustus.