26 WNA dari 15 Negara Ikut Tewas dalam Tragedi Pesta Halloween Itaweon
Para pemimpin asing menyatakan belasungkawa atas tragedi pesta Halloween Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL -- Para pemimpin asing menyatakan belasungkawa atas tragedi pesta Halloween Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional pada hari Minggu setelah pesta Halloween Itaewon pada Sabtu malam menewaskan sekitar 153 orang itu.
Baca juga: Tangisan Keluarga Sempat Tak Percaya Lee Ji Han Meninggal Dunia dalam Tragedi Halloween Itaewon
Dilansir dari Reuters, Senin (31/10/2022), Kementerian luar negeri Korea Selatan menyebutkan total ada sekitar 26 warga negara asing yang tewas dari 15 negara di tragedi Halloween Itaewon.
Seorang pejabat kementerian mengatakan kepada Reuters korban tewas termasuk WNA dari China, Iran dan Rusia.
Dua warga negara Jepang, seorang wanita berusia dua puluhan dan seorang wanita lain berusia antara 10 dan 19 tahun, juga dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut, kata seorang pejabat di kementerian luar negeri Jepang.
"Saya sangat terkejut dan sangat sedih dengan hilangnya banyak nyawa yang berharga, termasuk orang-orang muda dengan masa depan yang cerah, sebagai akibat dari kecelakaan yang sangat tragis itu," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam sebuah pernyataan.
Setidaknya empat warga negara China termasuk di antara mereka yang tewas, kantor berita Xinhua melaporkan, mengutip kedutaan besar China di Seoul.
Baca juga: Jang Hansol Tanggapi soal Kabar Permen Beracun dalam Tragedi Pesta Halloween Itaewon
Atas nama pemerintah dan rakyat China, Presiden Xi Jinping ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga mereka dan yang terluka.
Xi mengatakan beberapa warga China juga terluka, dan berharap Korea Selatan akan melakukan segala upaya untuk menyembuhkan dan menangani akibatnya.
Empat warga Rusia tewas mengutip kedutaan Rusia di Korea Selatan.
Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden mengirimkan belasungkawa mereka dengan menulis: "Kami berduka dengan rakyat Republik Korea dan mengirimkan harapan terbaik kami untuk pemulihan yang cepat bagi semua orang yang terluka.".
Juga Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengunggah "Semua pikiran kami dengan mereka yang saat ini menanggapi dan semua warga Korea Selatan pada saat yang sangat menyedihkan ini,".
Baca juga: Saat Tragedi Halloween Itaewon Nyaris Tak Ada Petugas Penyelamat? Ini Jawaban Pejabat Korsel
Seorang warga Norwegia juga dipastikan tewas dalam kecelakaan itu, kata juru bicara kementerian luar negeri Norwegia.
"Saya sangat terpukul dengan berita tentang insiden mengerikan sehubungan dengan perayaan Halloween di Seoul," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt dalam sebuah pernyataan.
"Belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman yang kehilangan orang yang mereka cintai. Pikiran saya bersama mereka yang terkena dampak tragedi ini," lanjut Annikan.
Baca juga: Video dan Foto di Medsos Tunjukkan Orang Berdesakan, Berdiri Berhimpitan di Gang Sempit Itaewon
Hal yang sama juga diungkap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
"Saya memikirkan semua orang yang terkena dampak tragedi ini, dan berharap pemulihan yang cepat dan penuh bagi mereka yang terluka," kata Trudeau.
Sementara Paus Fransiskus, berbicara kepada umat beriman di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu, mengatakan "Kami juga berdoa ... bagi mereka, terutama kaum muda, yang meninggal semalam di Seoul," ucap Paus.
"Italia dekat dengan orang-orang Korea pada saat kesedihan yang luar biasa dan kesedihan yang mendalam," kata Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dalam akun Twitternya.
Video dan Foto di Medsos Tunjukkan Orang-orang Berdesakan, Berdiri Berhimpitan di Gang Sempit Itaewon
Banyak foto dan video yang diposting ke media sosial menunjukkan bahwa para pengunjung tampak berdesakan dan berdiri berhimpitan di gang sempit Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel), saat perayaan Halloween berubah menjadi tragedi mematikan pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Pada malam naas itu, terlihat kerumunan yang tidak biasa untuk daerah itu atau bagi penduduk Seoul.
Padahal kerumunan biasanya terjadi di kereta bawah tanah yang penuh sesak dan jalan-jalan di kota berpenduduk hampir 10 juta itu.
Baca juga: Jokowi Berduka atas Tragedi Halloween Itaewon: Indonesia Bersama Rakyat Korea Selatan
Dikutip dari laman CNN, Senin (31/10/2022), setelah panggilan darurat pertama muncul sekitar pukul 22.24 waktu setempat, pihak berwenang pun bergegas menuju ke lokasi kejadian.
Namun banyaknya orang yang ada di kawasan itu, membuat petugas layanan darurat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.
Video yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia dan Prancis telah mengkonfirmasi bahwa warga negara mereka turut menjadi korban dalam tragedi yang menewaskan 154 orang itu.
Menurut pernyataan dari Presiden Universitas Kentucky, Eli Capilouto, seorang mahasiswa keperawatan kampus tersebut ikut menjadi korban tewas.
"Anne Gieske, seorang junior dari Kentucky Utara, sedang belajar di luar negeri, di Seoul semester ini," kata Capilouto.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa 3 personel militernya juga termasuk diantara mereka yang tewas.
Baca juga: 3.580 Orang Dilaporkan Hilang, Australia Sebut Banyak Warganya Jadi Korban Tragedi Halloween Itaewon
"Pemerintah Korsel telah menetapkan masa berkabung nasional yang dimulai sejak hari Minggu kemarin hingga 5 November," kata Perdana Menteri Han Duck-soo dalam sebuah pengarahan.
Selama masa berkabung, semua lembaga publik dan kantor diplomatik akan mengibarkan bendera setengah tiang.
Ia menambahkan bahwa semua acara yang tidak mendesak pun akan ditunda.
"Pegawai negeri dan pegawai lembaga publik akan mengenakan pita hitam untuk mengungkapkan belasungkawa mereka selama masa berkabung," pungkas Han.