Sikap Promotor Musik Indonesia Usai Banyak Konser Terancam Batal Digelar
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) pun bersikap saat ricuh konser Berdendang Bergoyang berimbas pada terancamnya deretan konser di akhir tahun.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara musik atau konser semakin menggeliat di 2022.
Hampir setiap bulannya konser musik selalu diadakan oleh para promotor mulai dari acara berskala kecil maupun besar.
Namun sayang di tengah antusias para penonton yang tinggi, seketika muncul insiden yang tidak menyenangkan dimana acara festival musik Berdendang Bergoyang terpaksa dibatalkan pada hari terakhir di Istora Senayan Jakarta.
Baca juga: Usai Berdendang Bergoyang Ricuhm Konser Musik Lainnya yang Digelar Akhir 2022 Terancam Batal
Sehingga kejadian tersebut ikut berimbas kepada pagelaran musik lainnya yang akan segera mentas dalam waktu dekat.
Imbas tersebut kemungkinan akan terjadi pembatalan konser.
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) pun Ambil Sikap dan meminta publik untuk melihat masalah ini secara obyektif.
"Kalau kita di APMI, pasti kita selalu berbicara dalam rangka konser dan festival musik. Nah, karena insiden ini baru terjadi minggu lalu, dan dari minggu lalu kita sudah langsung melakukan gerakan intensif sampai minggu ini.
Baca juga: Panitia Konser Berdendang Bergoyang Terancam Pidana, Dijerat Pasal Menyebabkan Orang Lain Luka
Hari ini kita mau hadir supaya kita juga bisa memberikan statement yang berimbang supaya jangan semakin liar," kata Emil Mahyudin, SekJen APMI ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
Selain itu pemerintah juga diharapkan dapat melihat kejadian itu secara objektif dalam menentukan sikap ke depannya.
Sebab apabila konser selanjutnya dibatalkan akan kembali merusak perputaran roda ekonomi pasca pandemi.
"Makanya kita minta jangan digeneralisir. Karena, contoh event sukses, dengan puluhan ribu penonton itu banyak sekali. Jangan hanya gara-gara satu kejadian, kemudian semua kena imbasnya," katanya lagi.
Kemudian, APMI berinisiatif untuk melakukan kolaborasi pendampingan untuk para promotor mensukseskan acara konser.
Baca juga: Ketua Komisi X DPR: Pengetatan Izin Konser Musik Tidak Bisa Digeneralisir
"Sekarang lagi kita dorong adalah permohonan perizinan. Kepolisian itu harus mendapatkan rekomendasi dari APMI gitu. setiap rekomendasi yang diberikan, APMI akan ikut bertanggung jawab.
Nah dengan APMI ikut bertanggung jawab itu APMI akan terus, terutama kepada anggotanya, terus melakukan sosialisasi tentang safety ke anggotanya," tambah Emil lagi.
Usai Berdendang Bergoyang Ricuh, Konser Musik Lainnya yang Digelar Akhir 2022 Terancam Batal
Sekjen Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Emil Mahyudin menyebut adanya kemungkinan konser musik di akhir 2022 terancam batal digelar.
Kemungkinan batal itu buntut pelaksanaan konser musik Berdendang Bergoyang yang berujung pada pencabutan izin pelaksanaannya oleh pihak kepolisian.
Baca juga: 6 Fakta Konser Berdendang Bergoyang 2022, Puluhan Penonton Pingsan hingga Ricuh dan Pintu Jebol
Bahkan beberapa Promotor Musik menyebut situasi pasca kejadian tersebut membuatnya diselamatkan ketidakpastian akan terselenggaranya konser-konser berikutnya yang akan datang.
"Iya, betul. Kondisinya kurang lebih seperti itu (festival musik terancam batal). Kita sekarang lagi di dalam situasi penuh ketidakpastian," kata Emil saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
Ketidakpastian tersebut menurutnya seperti tempat hingga waktu acara pelaksanaan konser.
"Apakah event itu boleh jalan? Kalau pun boleh, bagaimana? Apakah tidak boleh jalan? Apakah boleh indoor? Apakah boleh outdoor? Apakah boleh sampai jam 12 malam? Sekarang itu lagi penuh ketidakpastian," ujar Emil melanjutkan.
Usai buntut festival musik Berdendang Bergoyang, kini acara konser terancam batal.
"Ya contohnya kayak Soundsfest 2022, kemudian Joyland Festival, kemudian Pasar Kaget Jilid III, itu yang ke data sama kami. Tapi, itu yang besar, yang jadi atensi," kata Emil.
"Karena, isu paling liar adalah, semua event tidak boleh (digelar) sampai Desember 2022. Nanti, ya mungkin kita baru boleh lagi pada 2023," ujar Emil melanjutkan.
Kemudian Emil menyebutkan tiga konser besar yang kemungkinan terancam batal.
"Tanpa mengecilkan event yang lain, kalau semua event tidak boleh di tahun 2022, kita akan kehilangan tiga event besar, Soundrenaline, HITC (Head in the Clouds), dan DWP," pungkasnya.