Diduga Ada Tindak Penipuan, Promotor Konser K-Pop We All Are One Dilaporkan ke Polisi
Konser tersebut bermasalah. Harusnya digelar selama 3 hari, 10-12 November 2022 di Stadion Madya, Jakarta. Namun tiba-tiba ditunda hingga 2023.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konser K-pop di Indonesia bertajuk 'K-Pop We All Are One' sedang bermasalah.
Konser tersebut seharusnya digelar selama 3 hari, pada 10 sampai 12 November 2022 lalu di Stadion Madya, Jakarta. Namun tiba-tiba ditunda hingga 2023.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh pihak promotor PT Coution Live Indonesia melalui postingan di media sosial. Alasan penundaan itu karena mempertimbangkan beberapa insiden terkait keamanan dalam kerumunan yang terjadi di Indonesia dan Korea Selatan.
Baca juga: BTS Jadi Boy Grup K-Pop Terpopuler Edisi November 2022
Akan tetapi beberapa pihak menyebut adanya tindak penipuan yang dilakukan oleh CEO promotor, Jai Hyun Park atau dikenal sebagai Direktur Park.
Pelapor bernama Derpita Gultom membuat laporan ke Polsek Metro Tamansari dengan menuding Park melanggar Pasal 378 KUHP soal penipuan dan terdaftar pada LP/B/552/XI/2022/SPKT. UNIT RESKRIM/Polsek Metro Tamansari.
PT Visi Musik Indonesia mendukung langkah pelaporan tersebut. Sebab, mereka menilai ada hal-hal tidak beres yang dialami selama berhubungan dengan pihak promotor.
"Dengan berjalannya waktu ketika persiapan konser masih dalam proses, Direktur Park memberikan perintah untuk menarik sebagian hasil penjualan konser tersebut dari tiketdotcom dan uangnya dipergunakan untuk melakukan pembayaran kebutuhan pelaksanaan event yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 11-12 November 2022 sesuai arahan Direktur Park. Ketika terjadi, dalam waktu yang sama PT. Visi Musik Asia juga menagih pembayaran untuk jasa kerja lapangannya akan tetapi tidak ditanggapi dengan baik oleh Direktur Park dan tidak dibayarkan," ungkap Rizky Triadi Direktur PT Visi Musik Indonesia kepada awak media, Sabtu (19/11/2022).
"Pada tanggal 3 November 2022, PT Coution Live Indonesia memanggil PT Visi Musik Asia dan menginfokan bahwa salah satu artis tidak bisa datang pada acara tanggal 12 November 2022 dan pada akhirnya PT Coution Live Indonesia memutuskan bahwa acara di diundur ke bulan Januari 2023. PT Visi menunggu beberapa hari mengenai kesiapan jadwal terbaru yang tidak kunjung mendapatkan kejelasan," lanjutnya.
Kemudian pada 11 November 2022, pihak vendor mendapatkan informasi adanya surat panggilan dari Dirjen Imigrasi untuk direktur PT Coution Live Indonesia. Saat itu diketahui paspor milik Direktur Park sudah ditahan tanpa diketahui alasannya.
"Dilaporkan karena ada kekhawatiran Direktur Park kabur dan tidak menyelesaikan tanggung jawabnya," ungkap Rizky Triadi.
"Sebelum lapor sudah mediasi tapi digantung terus. Dan sampai sekarang tidak dibayar sama sekali dan sudah tidak jawab (ketika dihubungi) lagi," lanjutnya.
Rizky Triadi pun mengungkap kerugian mencapai Rp 7 miliar dari hasil penjualan tiket. Sebagian dari uang tersebut kabarnya sudah ditarik oleh Direktur Park.
Pihak Rizky Triadi tengah berkonsultasi pada anak Hotman Paris, Fritz Paris Hutapea, terkait pelaporan lain terhadap Direktur Park
"Untuk updatenya saat ini masih info terakhir yang saya dapat dalam sekarang beberapa para perwakilan dari PT Coution katanya sudah ada yang ditangkap oleh pihak imigrasi," beber Fritz Hutapea.
"Sedangkan Direktur Park masih dalam proses pencarian dan paspornya saat ini sudah ditahan pihak imigrasi. PT Visi Musik Asia akan terus melalukan upaya apapun untuk menegakkan keadilan untuk semua," beber Fritz.