Pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono, Mahar hingga Kesan Penghulu Bakal Nikahi Anak Presiden
Kaesang Pangarep, akan menikahi Erina Gudono di Pendopo Royal Ambarrukmo pada 10 Desember 2022.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kaesang Pangarep akan menyerahkan seperangkat alat salat dan uang tunai Rp 300 ribu kepada Erina Gudono sebagai mas kawin atau mahar.
Putra bungsu Presiden Jokowi itu membenarkan kabar yang beredar.
"Kemarin yang keluar di media itu uang Rp 300 ribu ya, itu betul, seperangkat alat salat dan nanti ada tambahan lagi," kata Kaesang usai gladi di Pendopo Royal Ambarrukmo, Selasa (06/12/2022).
Saat ditanya alasannya memberi uang tunai Rp 300 sebagai mahar, Kaesang menjawab simpel.
Baca juga: Erina Gudono Dipingit, Kaesang Pangarep Akui Masih Komunikasi dengan Calon Istri, Ini Alasannya
"Kenapa Rp 300 ribu, enggak tahu pengin aja. Kalau Rp100 juta mahal," ungkapnya.
Untuk saksi nikah, dari pihak Kaesang akan diwakilkan oleh Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono, kemudian saksi dari pihak Erina diwakilkan oleh Mensesneg RI Pratikno.
"Kalau khotib nikah pak Wapres (Ma'ruf Amin)," ungkapnya.
Rangkaian acara pernikahan Kaesang-Erina bakal dimulai pada 8 Desember 2022, dengan agenda semaan Alquran dan pengajian.
Kaesang Pangarep, akan menikahi Erina Gudono di Pendopo Royal Ambarrukmo pada 10 Desember 2022.
Bertindak sebagai penghulu yakni Kepala KUA Depok, Muhammad Wiyono.
Baca juga: 5 Menteri Jokowi Sibuk Urus Pernikahan Kaesang-Erina, PKS: Bantuin Bos Boleh Saja, Tapi . . .
"Sementara ini, saya sendiri yang akan menjadi penghulunya," kata Wiyono, Selasa (6/12/2022).
Wiyono bercerita, sejauh ini dirinya tidak ada persiapan khusus, untuk pernikahan Kaesang-Erina.
Sebab, baginya menjadi penghulu sudah menjadi rutinitas setiap hari.
Ia mengaku sudah cukup berpengalaman dalam pernikahan beberapa tokoh.
Yang ia minta hanya doa restu semoga dirinya diberi kesehatan, sehingga apa yang menjadi ketugasan saat penikahan Kaesang-Erina bisa berjalan dengan baik.
"Saya minta doa restunya, semoga semuanya lancar," kata dia.
latihan ijab kabul
Kaesang Pangarep sangat antusias menantikan momen pernikahannya dengan Erina Gudono.
Saking antusiasnya, putra bungsu Presiden Jokowi itu, sudah berlatih mengucapkan ijab kabul sejak enam bulan silam.
"Saya sudah latihan, 6 bulan yang lalu, saya dari Juli sudah latihan begini (ijab). Insya allah lancar," kata Kaesang.
Kenakan Rias dan Busana Ala Putra Putri Kraton Saat Akad Nikah
Sejumlah persiapan sudah dilakukan, termasuk pemilihan busana pernikahan dan keperluan lainnya.
Erina Gudono dikabarkan akan mengenakan busana ala putri Kraton Ngayogyakarta.
Pemilihan busana itu menurut pembawa acara nikah adat jawa, dr Wigung Wratsangka sudah menjadi kesepakatan antara Kaesang dan Erina.
Baca juga: Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono Semakin Dekat, Instagram Felicia Tissue Sang Mantan Banjir Doa
"Riasan semula akan kenakan paes Jogja putri, kemudian berkembang mbak Erina setuju paes ageng kebesaran," kata Wigung seusai memandu geladi bersih pernikahan Kaesang dengan Erina di Royal Ambarrukmo, Selasa (6/12/2022).
Paes ageng kebesaran menurut Wigung sama dengan paes ageng keprabon atau sama dengan paes ageng basahan.
Alasan memilin rias dan busana itu lantaran baik rias maupun busana yang dipilin Erina dan Kaesang merupakan busana yang utama dikenakan oleh putri-putri Kraton.
"Busana itu adalah busan yang utama dikenakan oleh putri-putri Sri Sultan Hamengku Buwono," ujarnya.
Kedua mempelai itu diperbolehkan mengenakan busana ala kraton sebab menurut Wigung, pada sekitar tahun 1960 Sri Sultan Hamengku Buwono IX telah mengizinkan masyarakat umum dapat menggunakan busana paes ageng kebesaran dalam upacara pernikahan.
"Tahun 60-an Sri Sultan Hamengku Buwono X sudah mengizinkan untuk maasyarakat umum. Paes ageng itu yang memakai prada emas," ungkapnya.
Dijelaskan Wigung untuk prosesi pernikahan Kaesang dengan Erina menggunakan upacara panggih pengantin Yogyakarta.
Baca juga: Pernikahannya dengan Erina Gudono Bakal Picu Kemacetan, Kaesang Pangarep: Kami Sekeluarga Mohon Maaf
Prosesi itu merujuk pada upacara pernikahan yang dilakukan keluarga Kraton Ngayogyakarta.
Wigung menegaskan, meski upacara pernikahan itu mirip dengan pernikahan putri mahkota kraton, namun terdapat transisi yang membedakan antara pakem kraton dan masyarakat umum.
"Itu sudah menjadi semacam protap kami. Dimana ini kraton, ini masyarakat umum dan mana transisionalnya yang bisa digunakan, tidak madani (sama persis) kraton tetapi ada refrensi karena judulnya adalah upacara adat panggih Yogyakarta. Tentu kami tidak bisa lepas dari kraton sebagai sumber budaya," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.