Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sutradara Film Nyanyian Akar Rumput Yuda Kurniawan Alami Insiden Kaca Dilempar Batu saat Naik Kereta

Yuda Kurniawan, sutradara film Nyanyian Akar Rumput alami insiden pelemparan batu di gerbong kereta yang ditumpanginya.

Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Sutradara Film Nyanyian Akar Rumput Yuda Kurniawan Alami Insiden Kaca Dilempar Batu saat Naik Kereta
Kolase Tribunnews/ Instagram yuda.kurniawan
Yuda Kurniawan (kanan), sutradara film Nyanyian Akar Rumput mengalami insiden pelemparan batu oleh orang iseng di kereta yang ditumpanginya siang ini, Rabu (4/1/2023) (kiri). 

"Saya baik-baik saja," ujarnya.

Sebagai informasi, Yuda Kurniawan adalah produser dan sutradara film peraih Piala Citra, Festival Film Indonesia.

Ia juga CEO dan pendiri PT. Rekam Sinema Indonesia (Rekam Docs) sebuah perusahaan film yang berbasis di Depok, Jawa Barat.

Yuda Kurniawa  di FFI
Yuda Kurniawan di FFI (Istimewa-Yuda Kurniawan)

Film-film yang ia produksi bersama Rekam Docs telah diputar diberbagai festival film baik di dalam dan luar negeri dan telah meraih beberapa penghargaan, salah satunya NETPAC Award (Network for the promotion of Asia Pasific Cinema) sebuah penghargaan yang diberikan kepada Sutradara Asia yang menunjukkan kontribusi penting bagi gerakan sinema Asia baru.

Beberapa karya Filmnya antara lain: Masih Ada Asa (2015), Jalan Dakwah Pesantren (2016), Nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik FFI 2017 Balada Bala Sinema (2017) dan Pemenang Piala Citra FFI 2018 Nyanyian Akar Rumput (2018).

Untuk kategori film dokumenter panjang terbaik dan telah diputar dilebih dari 20 festival film baik di dalam maupun luar negeri.

Salah satu yang paling bergengsi adalah Asia Pacific Screen Award 2019 yang diadakan di Brisbane, Australia.

Berita Rekomendasi

Nyanyian Akar Rumput juga telah diputar serentak di jaringan bioskop komersial pada 16 Januari 2020 lalu.

Film dokumenter ini dibuat selama empat tahun, mulai dari tahun 2014 hingga 2018, mengikuti Fajar Merah (21 Tahun) putra Wiji Thukul - seorang sastrawan dan aktivis HAM yang "dihilangkan" pada tahun 1998 oleh Rezim Presiden Soeharto.

(Tribunnews.com/ Salma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas