Deretan Kontroversi Golden Globes Awards, dari Sistem Voting yang Korup hingga Rasisme
Dipandang sebagai ajang penghargaan paling kontroversial, berikut deretan skandal Golden Globes.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
Investigasi internal HFPA menyimpulkan bahwa perilaku Berk hanyalah lelucon, Fraser tidak setuju.
Berk tetap menjadi Presiden organisasi hingga April 2021.
Bintang Marvel Scarlett Johansson juga menyatakan bahwa dia menjadi sasaran komentar seksis dari anggota HFPA yang hampir berujung pelecehan seksual.
2020: Rasisme dan Kurangnya Keanekaragaman
Masalah HFPA dengan ras menjadi perhatian publik pada tahun 2020.
Saat itu, ada 87 anggota HFPA tetapi terungkap tidak ada satupun dari mereka yang berkulit hitam.
Selain itu, presiden HFPA yang disebutkan sebelumnya, Phil Berk, menggambarkan gerakan Black Lives Matter sebagai "gerakan kebencian rasis".
Di antara diskusi tentang KKN dalam sistem pemungutan suara, kurangnya nominasi film dari kru dan pemain kulit hitam juga disorot.
Misalnya, pada tahun 2021, pesaing penghargaan utama seperti Judas and the Black Messiah dan Ma Rainey's Black Bottom absen dari nominasi Film Drama.
Apakah ini akibat dari kurangnya kampanye (atau suap), atau rasisme yang lebih berbahaya, efeknya sama: Prestasi kulit hitam diremehkan.
Citra Baru
Agar Golden Globes tetap hidup, HFPA memiliki rencana untuk serangkaian reformasi.
Golden Globes sebagai acara penghargaan akan diambil alih oleh perusahaan nirlaba Eldridge Industries, dijalankan oleh CEO HFPA Todd Boehly.
Perusahaan baru yang dibuat oleh Eldridge akan menerima hak atas Golden Globes dan mengembangkan staf dan tim eksekutif.
HFPA sendiri akan tetap menjadi organisasi nirlaba dan telah membentuk komite untuk mengatur asetnya.
Juga termasuk dalam reformasi adalah pembatasan hadiah yang dapat diterima pemilih.
Ada pula penambahan 21 anggota baru — kebanyakan dari mereka adalah orang non kulit putih.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)