Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Polusi Udara Dapat Ganggu Kesehatan Bayi Dalam Kandungan hingga Alami Stunting

Komponen dari partikel polusi udara yang masuk ke dalam pembuluh darah berpotensi menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan kronik.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Polusi Udara Dapat Ganggu Kesehatan Bayi Dalam Kandungan hingga Alami Stunting
Pixabay/StockSnap
Ilustrasi ibu hamil 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi udara menjadi masalah yang belum terpecahkan di Indonesia. 

Tapi tahukah, tidak hanya berdampak pada kesehatan saluran pernapasan, polusi juga bisa ganggu kesehatan bayi dalam kandungan hingga alami stunting

Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K). 

Komponen dari partikel polusi yang masuk ke dalam pembuluh darah berpotensi menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan kronik.

Akibatnya, terjadi risiko penyempitan pembuluh darah.

"Kalau pembuluh darah ini terjadi penyempitan, termasuk pembuluh darah ke arah janin sedang dikandung yaitu plasenta," ungkapnya pada konferensi pers virtual yang diadakan IDAI, Kamis (19/1/2023). 

Berita Rekomendasi

Ketika terjadi penyempitan, area plasenta ibu ke arah bayi menyempit, maka kandungan oksigen yang di dalam plasenta menjadi lebih rendah.

Ketika kandungan plasenta menjadi lebih rendah, maka yang terjadi adalah bayi akan mengalami kekurangan nutrisi dari oksigen ibunya. 

Sehingga proses pertumbuhan menjadi terhambat. 

Baca juga: Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Bisa Dilakukan sejak dalam Kandungan

"Oleh karena ibu hamil berisiko alami terjadi pertumbuhan janin yang terhambat (PJT), sehingga nanti berar lebih ringan, atau lebih pendek, maka risiko stunting itu bisa,"tegasnya. 

Tidak hanya polusi di luar rumah atau outdoor, potensi ini bisa terjadi pada polusi di dalam rumah. 

Misalnya, ibu terkena asap rokok dari pasangan, atau penghuni rumah lainnya. 

"Kita punya riset 2013, kita menilai pada janin yang lahir dari ibu yang terpajan rokok Pada ibu yang terpajan rokok, janin lebih pendek dibandingkan ibu tidak terpajan rokok di rumah. Baik rokok aktif dan pasif," paparnya lagi. 

Penelitian ini kata dr Agus membuktikan bahwa ada dampak negatif pada janin terhadap polusi udara indoor, sehingga bayi lahir menjadi pendek dan stunting

"Oleh karena itu salah satu upaya mengurangi stunting adalah mengurangi (terpapar) polusi di rumah dan di luar rumah," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas