Kembali Lapor ke Lembaga Negara, Lutfi Agizal Sebut Ngemis Online Mirip Konsep Dark Web
Lutfi Agizal menilai aksi ngemis online yang marak terjadi mirip dengan konsep kekerasan di dark web.
Penulis: Dian Hastuti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Bahkan mendapatkan atensi publik sampai ke presiden kita, Pak Jokowi, ada satu pidato menyatakan bahwa dia miris melihatnya, anak kecil dikasih susu kalau bisa dikasih satu gift dikasih minum" sambungnya.
Lutfi Agizal mengaku khawatir hal itu bisa dimaanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan tindakan bahaya lainnya.
"Nah itu yang dikhawatirkan, nanti banyak orang-orang, oknum yang memanfaatkan anak kecil, orang tua diculik lah atau diapa. Terus di live streaming-in," tuturnya.
Menurutnya, mengemis online yang secara tidak sadar berisi penyiksaan itu dianggap mirip dengan konsep dark web.
"Sebenarnya ini kan konsepnya dark web, saya pernah mendengar sebuah cerita bahwa ada penyiksaan di satu dark web," ungkapnya.
"Kalau lu kasih satu dolar, gua akan pecut nih orang. Lu kasih satu juta dollar, gua akan cabut giginya," lanjutnya.
Baca juga: Laporkan Akun TikTok Pengemis Online Mandi Lumpur, Lutfi Agizal: Generasi Kita Mau Dibawa Kemana?
Ia menyebut hal itu berbahaya ditambah tidak ada payung hukum yang mengatur hal itu.
"Nah ini kan konsep yang sangat bahaya, jangan sampai terjadi di Indonesia. Karena undang-undangnya kita nggak ada yang masuk ke media elektronik itu," jelasnya.
Karena itu ia mengaku akan pasang badan dan meminta perubahan isi UU ITE di tengah maraknya oknum yang mengemis di media sosial.
"Saya pasang badan bahwa generasi kita harus diselamatkan dari pelindungan undang-undang ini," tutunya.
"Kalau UU ITE tidak direvisi, pengemis online, dark web bisa masuk dan itu tereksploitasi. Bahayanya sampai di situ," sambung Lutfi Agizal.
Lutfi Agizal juga menegaskan tindakannya ini bukan untuk panjat sosial atau panson namun demi kebangkitan bangsa.
"Saya bilang ini bukan pansos, tapi saya merelakan diri saya, waktu saya, tenaga saya, konsen saya, untuk kebangkitan bangsa kita di era sosial media," pungkasnya.
(Tribunnews.com/dian)