Profil Nomo Koeswoyo, Perjalanan Karier di Musik Bersama Saudaranya hingga Mendirikan No Koes
Nomo Koeswoyo dikenal sebagai seorang drummer band legendaris Koes Bersaudara. Ia meninggal dunia Rabu (15/3/2023).
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi legendaris Koesnomo Koeswoyo atau Nomo Koeswoyo meninggal dunia hari ini, Rabu (15/3/2023) pukul 19.30 WIB di Magelang.
Nomo Koeswoyo dikenal sebagai seorang drummer band legendaris.
Tribunnews merangkum perjalanan karier sosok Koesnomo Koeswoyo dari sumber Ensiklopedia Dunia.
Awal memulai berkarir di industri musik Tanah Air, ia masuk dalam anggota Koes Bersaudara yang bernama Kus Brothers pada 1958.
Baca juga: Nomo Koeswoyo Akan Dimakamkan di TPU Jeruk Purut
Kus Brother saat itu beranggotakan kakak beradik yang terdiri dari lima orang keluarga Koeswoyo yakni Jon Koeswoyo pada Bass, Tonny Koeswoyo pada gitar, Nomo Koeswoyo pada drum, Yon Koeswoyo pada vokal, dan Yok Koeswoyo pada vokal.
Nomo merupakan anggota keluarga Koeswoyo yang paling akhir bergabung dalam grup yang dibentuk saudara-saudaranya itu.
Mereka berhasil merekam album pertama pada tahun 1962.
Setelah Jan Mintaraga dan Tommy Darmo mengundurkan diri, grup ini berganti nama menjadi Koes Bersaudara pada tahun 1963.
Kemudian beberapa waktu kemudian pada 1964 kakak tertua mereka Jon Koeswoyo yang telah berkeluarga pun mengundurkan diri, sehingga menyisakan 4 personel kakak beradik yang dipimpin oleh Tonny Koeswoyo.
Grup ini kemudian kembali mengganti namanya menjadi Koes Bersaudara. Mereka meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman.
Seiring berjalannya waktu, Nomo Koeswoyo menginginkan hidupnya tidak bergantung hanya pada musik saja. Dengan terpaksa, ia pun memilih untuk bekerja dan melupakan bermusik.
Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikan oleh Kasmuri atau yang dikenal dengan panggilan Murry.
Baca juga: BREAKING NEWS: Musisi Legendaris Nomo Koeswoyo Drummer Koes Bersaudara Tutup Usia
Ketika Murry bergabung, Nomo sedang sibuk dalam bisnis sampingannya, sehingga ia tidak mengetahui posisinya telah digantikan.
Penggantian ini sempat menimbulkan masalah dalam diri adik laki-laki terkecil mereka yakni Yok Koeswoyo yang keberatan dengan orang luar dalam band keluarga.
Keputusan tegas Tonny mengeluarkan Nomo ini menimbulkan protes keras Yok yang memutuskan ikut keluar dari band.
Nomo dan Yok sempat mengamuk dengan melarang Tonny dan Yon memakai alat musik mereka untuk band baru itu.
Mereka mengatakan agar band dibubarkan saja. Bahkan Nomo dan Yok sempat hampir menghajar Tommy Darmo dan Dimas Wahab karena dikira membawa Murry dan Totok AR.
Namun, Tonny tetap bersikukuh meneruskan kiprahnya bermusik dengan adiknya Yon.
Posisi Yok kemudian diganti oleh Adji Kartono atau biasa disingkat Totok AR (Totok Adji Rahman).
Tonny merekrut Murry dan Totok AR menjadi anggota band di luar keluarga Koeswoyo.
Grup ini pun mengubah namanya menjadi Koes Plus yang di kemudian hari berhasil meraih sukses menjadi salah satu grup legendaris di Indonesia.
Nomo kembali eksis bermusik
Sejak ia meninggalkan posisi drummer pada 1969, Nomo Koeswoyo kembali terjun ke dunia musik Tanah Air.
Ia lalu mendirikan grup musik sendiri pada awal 1973, bersama beberapa pemusik lain yaitu: Usman pada rhythem, Sofiyan pada drum, Said pada bass, Bambang Arsianti (Bambang Sampurno Karsono) pada lead guitar dan Pompi Suradimansyah (Pompy S) pada keyboard, Grup musik ini ia beri nama No Koes.
No Koes sudah berhasil mengeluarkan LP I yang diberi judul ”Sok Tahu”. Seluruh lagu-lagunya diciptakan oleh Nomo.
Namun pada album berikutnya anggota lainnya juga memberikan lagu ciptaan mereka. Grup ini pun meraih kesuksesan dalam percaturan tangga musik nasional pada tahun 1970an.
Diantaranya album Sok Tahu, Dicari, Permisi Numpang Lewat, Rindu, Hidup Ini Sementara, Remaja & Cinta, Bermain & Berhitung (Pop Anak-anak), Kulo Nuwun (pop Jawa), Gondal Gandul (pop Jawa), Tergoda Asmara, Bebas, Penuh Misteri (Pop Melayu).
Grup No Koes sempat menghilang pada era 1980-an, tetapi sempat dihidupkan lagi oleh Nomo pada 1990-an hingga awal periode tahun 2000-an dengan personel yang berbeda-beda.
Selain No Koes ia pun sempat membuat sebuah group band lain yang diberi nama NoBo.
Namun band ini tidak berumur panjang karena lebih terlihat seperti session band saja bagi proyek rekamannya.
Selain dari band, Nomo juga mendapatkan tawaran dari beberapa produk untuk dibuatkan jingle iklan seperti Jamu Cap Potret Nyonya Meneer dan Pasta Gigi Delident.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.