Sutradara Ifa Ifansyah: Jogja Film Academy Komitmen Lahirkan Bakat Baru Pembuat Film
engan program studi D3 Produksi Film, JFA menjadi akademi khusus tentang perfilman yang pertama di Indonesia
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk menyiapkan pekerja film berkualitas, sutradara Ifa Ifansyah pada 2014 lalu mendirikan lembaga pendidikan bernama Jogja Film Academy (JFA).
Pendirian JFA tak lepas karena industri perfilman Indonesia semakin berkembang.
Bahkan harus diakui film Indonesia berkembang lebih pesat setelah terpuruk pasca pandemi Covid-19. Sebagai indikator, film Indonesia meraih rekor penonton tertingginya di tahun ini dan makin banyak film diproduksi.
Nah, pesatnya perkembangan film Indonesia berimbas pada semakin banyaknya dibutuhkan Pekerja film, sehingga lapangan kerja terbuka luas.
Dengan program studi D3 Produksi Film, JFA menjadi akademi khusus tentang perfilman yang pertama di Indonesia.
“Jogja Film Academy berkomitmen menjawab tantangan baru di zaman baru dunia perfilman, berkomitmen untuk terus melahirkan bakat-bakat baru pembuat film," ujar Ifa.
Baca juga: Dukung Erick, Pengamat Nilai Kerja Sama PSSI dan JFA Langkah Strategis Pengembangan Sepak Bola
JFA, kata Ifa, didukung pengajar yang merupakan praktisi pembuat film profesional.
"Prestasi yang telah dicetak oleh pengajar merupakan energi besar untuk mahasiswa Jogja Film Academy,” lanjutnya.
JFA saat ini membuka Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2023/2024 dengan menambah kuota mahasiswa baru menjadi 105 mahasiswa yang dimulai sejak bulan Februari 2023, sampai Agustus 2023.
Beberapa prestasi dosen praktisi peraih Piala Citra antara lain Lulu Hendra (Film Pendek Terbaik 2014), Wahyu Utami Wati (Film Dokumenter Pendek Terbaik 2017).
Kemudian Tony Trimarsanto (Film Dokumenter Terbaik 2014), Krisna Purna (Penata Musik Terbaik 2015), Akhmad Fesdi Anggoro (Penyunting Gambar Terbaik 2022) dan Ifa Isfansyah (Sutradara Terbaik 2011 & Film Terbaik 2015, 2019 dan 2022).
Selain itu, Albertus Nico Wicaksono mahasiswa JFA Angkatan 2019 dengan karya film pendeknya "Memorabila" yang berhasil memenangkan banyak penghargaan termasuk Juara 2 Festival Film Bulanan Kemenparekraf 2023 dan memperoleh kesempatan untuk mengikuti Marche Du Cinema di Festival Film Cannes 2023.
Menurut Ifa, Jogja Film Academy tidak hanya fokus dalam mengembangkan mahasiswanya, tetapi juga sekaligus mempunyai program untuk alumni-alumni terbaiknya.
JFA mempunyai program JFA Talent Project yang merupakan program fasilitasi pendanaan untuk merangsang alumni memproduksi karya film terbaiknya.
JFA Talent Incubator yang akan memfasilitasi dukungan pendanaan dan bantuan pendampingan produksi film cerita panjang terpilih dengan dukungan hingga 500 juta rupiah di setiap projectnya.
"Sedangkan JFA Film Fund berupa pendanaan hingga 50 juta rupiah yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan bakat alumni setiap tahunnya agar film yang diinisiasi oleh alumni mempunyai kemungkinan untuk diproduksi,” ujar Ifa.
Ada juga program JFA Talent Scholarship, yang merupakan program dukungan dana pendidikan sepenuhnya bagi calon mahasiswa baru Jogja Film Academy yang mempunyai bakat terbaik dan dilanjutkan dengan dukungan untuk produksi film cerita panjang saat proses pendidikan selesai.