Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Film Women From Rote Island Ajak Penonton Berani Speak Up Melawan Kekerasan Seksual

Sallum mengatakan bahwa dirinya cukup kesulitan memerankan sosok Bertha yang turut merasakan kekerasan seksual dalam film

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Film Women From Rote Island Ajak Penonton Berani Speak Up Melawan Kekerasan Seksual
Tribunnews.com/bayu indra permana
Para pemain film 'Women From Rote Island' usai jumpa pers di XXI Senayan City, Senayan Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film Women Frome Rote Island bawa perjuangan perempuan melawan pelecehan dan kekerasan seksual.

Kasus kekerasan seksual di Indonesia membuat rumah produksi Bintang Cahaya Sinema ingin menjadikan film sebagai medium menyuarakan keberanian untuk melawan.

Sallum Ratu Ke sebagai pemeran Bertha mengajak masyarakat untuk berani bersuara melawan kekerasan seksual.

"Kita sebagai perempuan atau siapapun yang merasakan kekerasan baik verbal atau non-verbal, harus berani speak up dan melawan ya," kata Sallum Ratu dalam konferensi pers di XXI Senayan City Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023).

Sallum mengatakan bahwa dirinya cukup kesulitan memerankan sosok Bertha yang turut merasakan kekerasan seksual dalam film.

"Cukup sulit merankan Bertha yaa, karena perannya itu dan dia sangat periang juga," bebernya.

Baca juga: Film Adaptasi dan Remake Jadi Tren, Vino G Bastian Anggap Dunia Sinema Berlomba Kejar Kualitas

Berita Rekomendasi

Van Jhoov pemeran Damar juga ingin agar kampanye stop kekerasan seksual ini bisa tersebar luas lewat film yang ia bintangi.

"Iya memang dalam film ini kami mau menyampaikan kekerasan seksual terjadi pada siapa saja, enggak hanya perempuan. Oleh karenanya ayo kita kampanyekan stop kekerasan seksual," terang Van Jhoov.

Sekedar informasi, film 'Women From Rote Island' bercerita tentang pengalaman pahit tokoh Martha, seorang TKI ilegal yang akhirnya dipulangkan dari Sabah, Malaysia.'

Kepulangan Marta adalah kebahagian tersendiri bagi keluarga terutama Orpa sang bunda dan Bertha adiknya.

Martha pulang tanpa membawa hasil kerja selama dua tahun dari Negeri Jiran.


Ia justru mengalami depresi berat sebab sempat diperkosa di perkebunan tempat di mana ia bekerja sebagai buruh kelapa sawit.

Di kampungnya deretan kejadian pelecehan seksual dialami keluarga Martha. Film yang jugs berjudul 'Perempuan Berkelamin Darah' tersebut direncanakan untuk segera tayang di bioskop.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas