Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Richard Lee Berjalan Lambat, Pelapor Sebut Saksi Ahli Belum Diperiksa

Kasus dugaan ujaran kebencian Richard Lee berjalan lambat, pelapor menyebut saksi ahli belum diperiksa.

Penulis: Gabriella Gunatyas
Editor: Yurika NendriNovianingsih
zoom-in Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Richard Lee Berjalan Lambat, Pelapor Sebut Saksi Ahli Belum Diperiksa
Tangkap layar YouTube
Pelapor sebut saksi ahli belum diperiksa hingga kasus dugaan ujaran kebencian Richard Lee berjalan lambat. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan ujaran kebencian yang menyeret nama dokter sekaligus YouTuber Richard Lee berjalan lambat, pelapor ungkap alasan saksi ahli belum diperiksa.

Kasus hukum dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama terhadap Richard Lee kini mulai bergulir.

Seorang advokat bernama Herwanto melaporkan Richard Lee atas dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama pada 6 April 2023 lalu.

Kini prose hukum kasus yang menyeret nama Richard Lee itu pun sudah mulai bergulir.

"Hari ini kami hadir menindak lanjuti laporan kami yang kemarin," kata Herwanto dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Kamis (2/11/2023).

"Yang mana terkait ujaran kebencian, penistaan agama."

Baca juga: Richard Lee Jelaskan Pentingnya Menjaga Kesehatan Kulit Bayi yang Jadi Alarm untuk Orang Tua

"Diduga telah melakukan pelanggaran undang-undang ITE, itu berinisial AE dan salah satu podcast dokter inisialnya RL," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Meski sebelumnya sempat berjalan lambat kini laporan itu pun sudah direspon baik oleh pihak kepolisian.

"Tujuan kita hari ini ke sini, adalah untuk menindaklanjuti laporan kita sampai sejauh mana."

"Alhamdulilah hari ini kita sudah direspon dengan baik," sambungnya.

Dalam Kesempatan tersebut terungkap mengapa kasus itu berjalan lambat hingga saksi ahli belum diperiksa.

Barbie Kumlaa 89asdfasrf
Kasus dugaan ujaran kebencian Richard Lee berjalan lambat, pelapor menyebut saksi ahli belum diperiksa.

Baca juga: Tak Gentar Didemo LSM, Richard Lee Beberkan Peta Sebaran Kontaminasi BPA di Indonesia

"Yang mana ada kekurangan-kekurangan dari pemanggilan saksi ahli dalam rangka pemeriksaan bukti."

"Artinya sesuai dengan 184 KUHP sudah memenuhi, adanya saksi, adanya alat bukti," bebernya.

Bukti berupa rekam jejak digital pun rencananya akan dihadirkan dalam kasus tersebut.

"Adanya alat bukti rekam jejak digital yang menyatakan ayat-ayat itu disandingkan dengan simsalabim dengan menyertakan kun fayakun."

"Artinya kami di sini sebagai umat yang beragama jadi kami sangat keberatan dengan persoalan itu," tegasnya.

Baca juga: Industri AMDK Jadi Sorotan, Richard Lee Bocorkan Kebijakan Pelabelan BPA

Dalam kesempatan lain, Herwanto juga membeberkan alasannya menyeret Richard Lee ke meja hukum.

Hal itu berawal dari ucapan sang dokter di salah satu konten podcast.

"Kemarin saya mendengar dan mencermati kalimat per kalimat yang disampaikan oleh dr Richard Lee."

"Setelah saya mencermati kalimat yang diucapkan Richard Lee justru ini semakin menambah semangat saya untuk menggali lebih dalam lagi," ujarnya.

Sang advokat rupanya tak asal melaporkan Richard Lee.

Richard Lee mengaku merasa terbebani setelah kondisi kulit bopengnya terungkap. Potret Richard Lee dengan kulit bopengnya (kanan).
Richard Lee mengaku merasa terbebani setelah kondisi kulit bopengnya terungkap. Potret Richard Lee dengan kulit bopengnya (kanan). (Tangkap layar YouTube)

Baca juga: Bahas Bahaya BPA pada AMDK dengan Dokter Richard Lee, Guru Besar UI Jelaskan Alasan PET Lebih Aman

Ia mengaku sebelumnya sudah berkonsultasi dengan sejumlah tokoh sebelum membuat laporan tersebut.

"Mungkin kesimpulan saya salah kemaren, ternyata saya berkonsultasi diskusi dengan tokoh agama, dengan tokoh pemuda, itu ternyata sama kesimpulannya seperti saya pada saat saya mau bikin laporan, termasuk penistaan agama."

"Nah, saya membahas dari sisi hukumnya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Gabriella/Fauzi Alamsyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas