Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

7 Fakta Serial Gadis Kretek: Cara Dian Sastrowardoyo Dalami Peran hingga Bangun 100 Set di 20 Lokasi

Berikut ini deretan fakta tentang Gadis Kretek yang telah dirangkum dari rilis yang diterima Tribunnews, Kamis (2/11/2023).

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Sri Juliati
zoom-in 7 Fakta Serial Gadis Kretek: Cara Dian Sastrowardoyo Dalami Peran hingga Bangun 100 Set di 20 Lokasi
Netflix
Berikut ini deretan fakta tentang Gadis Kretek yang telah dirangkum Tribunnews.| Cara Dian Sastrowardoyo dalami Peran hingga artistik bangun 100 set di 20 lokasi yang memakan waktu dua tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak kumpulan fakta tentang serial Gadis Kretek dalam artikel ini.

Serial original Netflix Indonesia terbaru bertajuk Gadis Kretek tayang perdana Kamis (2/11/2023) kemarin.

Gadis Kretek disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah.

Jalan cerita Gadis Kretek alias Cigarette Girl diadaptasi dari novel populer yang berjudul sama karya Ratih Kumala.

Novel Gadis Kretek pertama kali terbit pada tahun 2012.

Gadis Kretek dikemas dalam lima episode, tiap episodenya berdurasi sekitar 60 hingga 70 menit.

Baca juga: Serial Netflix Gadis Kretek Tayang Perdana Besok, Arya Saloka Perankan sosok Anak yang Susah Diatur

Berikut ini deretan fakta tentang Gadis Kretek yang telah dirangkum dari rilis yang diterima Tribunnews, Kamis (2/11/2023).

Berita Rekomendasi

1. Setting waktu di antara dua masa

Serial Gadis Kretek menghadirkan jalinan cerita yang saling bertaut antara dua masa.

Tokoh Dasiyah (Dian Sastrowardoyo) digambarkan teguh dan berani menentang tradisi di tahun 1960-an demi mewujudkan impian dan cinta bersama Soeraja (Ario Bayu).

Sementara itu karakter Arum (Putri Marino) bersama Lebas (Arya Saloka) terjadi di awal tahun 2000-an.

Pertemuan Arum dan Lebas bukan tanpa alasan, mereka ditakdirkan untuk menyingkap rahasia yang selama ini terpendam.

Berbagai lika-liku serta sebuah peristiwa sejarah meninggalkan dampak besar yang kemudian mempengaruhi hidup mereka selama-lamanya.

2. Kamila Andini akui terpikat dengan karakter Jeng Yah

Kamila Andini akui terpikat dengan karakter Jeng Yah
Kamila Andini akui terpikat dengan karakter Jeng Yah.

Dalam konferensi pers, Kamila Andini bercerita tentang karakter Dasiyah alias Jeng Yah.

Blak-blakan Kamila Andini mengaku terpikat dengan karakter Jeng Yah yang diciptakan oleh sang penulis.

“Saat membaca novel yang luar biasa ini, saya sangat terpukau, salah satunya oleh karakter Jeng Yah," kata Kamila.

Bagi Kamila, semangat karakter Jeng Yah yang lebih maju dari zamannya.

Semangat Jeng Yah pula yang membuat karakter tersebut harus melalui banyak perjalanan dan kejadian tak terduga.

"Saat ini akan diadaptasi menjadi serial, satu hal yang ingin saya lihat adalah semangat dari karakter Jeng Yah, yang saya lihat sebagai perempuan yang lebih maju dari zamannya tapi juga mengalami begitu banyak perjalanan dan kejadian.”

“Saya ingin sosok perempuan seperti itu bisa melekat kepada kita, perempuan di zaman ini, untuk bisa mengingat ada semangat di masa lalu yang harus kita teruskan,” lanjut Kamila.

3. Dian Sastrowardoyo kurangi sosialisasi demi dalami karakter

Dian Sastrowardoyo kurangi sosialisai demi dalami karakter
Dian Sastrowardoyo kurangi sosialisai demi dalami karakter.

Baca juga: Rekomendasi Tayangan Terbaru Netflix Edisi November 2023: Gadis Kretek hingga Drakor My Demon

Gadis Kretek menyatukan para pemain papan atas Tanah Air, seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Sha Ine Febriyanti, Rukman Rosadi, dan Tutie Kirana.

Para pemeran melakukan berbagai persiapan panjang untuk mendalami karakternya.

Untuk menyelami karakter Dasiyah, Dian Sastrowardoyo melakukan berbagai pendekatan dengan sangat terinci dan dibimbing oleh aktor Rukman Rosadi yang menjadi pelatih akting para pemeran Gadis Kretek.

Dian bercerita, selama enam bulan ia dengan sengaja mengurangi sosialisasi untuk mendalami karakter, termasuk rehat dari olahraga favoritnya seperti lari dan tenis.

Lantaran bagi Dian, kebiasaan tersebut jauh berbeda dengan kebanyakan perempuan di tahun 1960-an.

“Saya juga berhenti mendengar musik modern dan hanya mendengarkan gamelan dan musik klasik. Di sini saya jadi belajar banget bahwa sebagai aktor we serve the character."

"Kami harus ikhlas dan pasrah menyerahkan diri ke dalam karakter,” terang Dian.

4. Ario Bayu perhatikan cara Dian Sastrowardoyo dalami peran

Ario Bayu perhatikan cara Dian Sastrowardoyo dalami peran
Ario Bayu perhatikan cara Dian Sastrowardoyo dalami peran.

Sementara itu Ario Bayu menjelaskan proses membangun chemistry terkait perannya sebagai Soeraja yang jatuh cinta pada Dasiyah.

Aryo menyebut bintang film Ada Apa Dengan Cinta? tersebut adalah sosok yang detail.

Untuk bisa mendalami karakter Jeng Yah, Dian ternyata sampai membuat jurnal.

“Dian adalah orang yang sangat mendetail. Dia membuat jurnal yang komprehensif tentang perjalanan Dasiyah dan itu saya perhatikan."

"Dia betul-betul ingin mendalami ini dengan sangat serius. Kemudian Dian sebagaimana karakter pribadinya, she is amazing," jelas Aryo.

Lebih lanjut, Aryo mengaku bukan hal yang sulit bagi Soeraja untuk jatuh hati pada Jeng Yah.

Tiap harinya sosok Soeraja bisa mengagumi berbagai kelebihan yang ada dalam diri Jeng Yah.

"Sangat mudah bagi saya untuk memainkan Soeraja yang jatuh hati pada Dasiyah."

"Setiap hari [ketika syuting] saya cukup melihat Dian dan menimbang-nimbang ingin jatuh cinta pada sisi dia yang mana,” sambung Aryo.

5. Pengalaman Kamila Andini dan Ifa Isfansyah berbagi peran sebagai sutradara

Pengalaman Kamila Andini dan Ifa Isfansyah berbagi peran sebagai sutradara2
Pengalaman Kamila Andini dan Ifa Isfansyah berbagi peran sebagai sutradara.

Gadis Kretek jadi pengalaman pertama bagi Kamila Andini dan Ifa Isfansyah berbagi topi sutradara dalam sebuah proyek.

Pendekatan keduanya dalam bekerja saling melengkapi dari sisi cerita, sinematografi, hingga naskah dan detail karakter.

“Dalam proses kolaborasi ini kami saling membutuhkan. Misalnya bagaimana melihat sebuah karakter, Dini membutuhkan perspektif saya dan begitu juga sebaliknya."

"Ini jadi proses kreatif yang baru untuk kami, dan kami berharap ini kolaborasi kami yang bisa membanggakan kita semua,” ujar Ifa.

6. Bangun 100 set di 20 lokasi yang memakan waktu 2 tahun

Bangun 100 set di 20 lokasi yang memakan waktu 2 tahun
Bangun 100 set di 20 lokasi yang memakan waktu 2 tahun.

Salah satu daya tarik yang menonjol dari Gadis Kretek adalah kemampuannya membawa penonton melintasi waktu ke tahun 1960-an.

Latar hingga properti yang diwujudkan dengan amat mendetail berhasil menghadirkan dunia kota M dan hiruk-pikuk usaha kretek pada saat itu.

Lebih dari 100 set dibangun di 20 lokasi, dengan fokus pada 16 set utama.

Shanty Harmayn mengungkapkan bahwa proses kreatif untuk serial ini memakan waktu sekitar dua tahun, dari pengembangan naskah hingga post-production selesai.

“Ini perjalanan yang panjang dan dari proses penulisan sampai penyuntingan merupakan hasil kolaborasi yang luar biasa,” terang Shanty.

7. Jadi trending di Aplikasi X

Gadis Kretek jadi trending di Aplikasi X
Gadis Kretek jadi trending di Aplikasi X.

Pada hari pertama penanyangannya, Gadis Kretek jadi trending di aplikasi X (dulu bernama Twitter).

Dari pantauan Tribunnews, Jumat (3/11/2023) malam, Gadis Kretek masih bertengger di urutan nomor satu.

Setidaknya ada lebih dari 23 ribu cuitan yang membahas soal Gadis Kretek.

(Tribunnews.com/Dipta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas