Menurutnya, komentar tersebut menohok satu orang atau satu kelompok warga masyarakat.

Ia pun beranggapan admin yang mengatasnamakan institusi negara seharusnya tidak diperbolehkan meninggalkan komentar seperti itu.

"Buat saya seperti tendensius, seolah-olah muncul dengan kalimat sedang memantau orang kaya, ini akun resmi loh, admin ini harus ditegur."

"Kesannya kayak menohok satu orang atau satu kelompok dan itu tidak boleh dilakukan oleh admin yang mengatasnamakan institusi negara," pungkasnya.

Meski Ditjen Pajak meninggalkan komentar di unggahan video sang istri, Ustaz Solmed mengaku belum dihubungi secara resmi oleh DJP.

Di sisi lain, ia berterima kasih kepada Ditjen Pajak karena mengingatkannya untuk lapor pajak.

Akan tetapi, ia kembali mengutarakan kekecewaannya pada admin akun media sosial Ditjen Pajak yang tidak memberikan edukasi.

"Belum, saya terima kasih saja sih diingatkan karena kan sebentar lagi masuk bulan Februari, Maret, April biasanya ada pelaporan."

"Nah, cuma sangat disayangkan di tengah viralnya ini tidak sekaligus memberikan edukasi siapa sih wajib pajak itu," ujar pria 40 tahun itu.

Saat disinggung mengenai kewajiban pajak, Ustaz Solmed mengatakan dirinya patuh membayar pajak.

"Bayar, saya insyaallah bayar zakat, bayar pajak," tuturnya.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)