Penyair Joko Pinurbo Berpulang, Raditya Dika Mengenang Puisinya yang Mengingatkan pada Kematian
Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun, di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Sabtu (27/4/2024) pagi pukul 06.03 WIB.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Penyair Joko Pinurbo alias Jokpin berpulang. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 61 tahun.
Kabar tersebut membawa duka mendalam bagi keluarga, handai tolan, dan banyak orang yang menikmati puisi-puisinya.
Salah satunya adalah komika sekaligus sutradara Raditya Dika.
Lewat postingan di Instagramnya, Radit, demikian sapaan akrabnya, mengenang penyair tersebut.
Di situ, Radit menceritakan percakapannya dengan sang istri, tentang Joko Pinurbo dan puisinya yang sederhana dan sarat makna.
Baca juga: 10 Puisi Joko Pinurbo, Sastrawan Indonesia yang Meninggal Dunia Hari Ini
"Dua tahun lalu, waktu lagi berdua di sofa sama istri, obrolan kami jadi mengarah soal puisi. Saya cerita, Pak Joko Pinurbo adalah salah satu penyair favorit saya karena kata-katanya yang lincah dan sederhana tapi sarat makna," tulisnya dalam keterangan postingannya, yang memuat foto Joko Pinurbo dan tangkapan layar komunikasinya lewat aplikasi pesan dengan sang penyair.
Sebelum diskusi berjalan, Radit di hadapan istrinya membaca salah satu puisi Joko Pinurbo. Judulnya "Doa Seorang Pesolek".
Doa Seorang Pesolek
Joko Pinurbo
Tuhan yang cantik,
temani aku yang sedang menyepi di rimba kosmetik.
Nyalakan lanskap
pada alisku yang gelap.
Ceburkan bulan
ke lubuk mataku yang dalam.
Taburkan hitam
pada rambutku yang suram.
Hangatkan merah
pada bibirku yang resah.
Semoga kecantikanku tak lekas usai
dan cepat luntur seperti pupur.
Semoga masih bisa kunikmati hasrat
yang merambat pelan menghangatkanku.
Sebelum jari-jari waktu
yang lembut dan nakal
merobek-robek bajuku.
Sebelum Kausenyapkan warna.
Sebelum Kauoleskan
lipstik terbaik
di bibirku yang mati kata.
Usai puisi dibaca, Radit dan sang istri terlibat diskusi cukup lama.
"Kami berdua berdiskusi lama tentang makna di balik puisi tersebut. Tentang puisi ini sejatinya mengingatkan kematian. Tentang segala yang indah pada saatnya nanti, akan pudar," lanjut Radit dalam keterangannya.
Puisi tersebut, menurut Radit, sangat indah.
"Lalu, saya ingin bagikan ke story, minta izin ke beliau dan dikasih. Hari ini saya bagikan kembali. Duka menyelimuti dunia sastra di Tanah Air. Salah satu penyair kenamaan asal Yogyakarta, Joko Pinurbo atau yang dikenal dengan nama pena Jokpin meninggal dunia," tulis Radit.
"Selamat beristirahat, Pak."
"Terimakasih atas rangkaian kata yang membuat hati menari. Puisi-puisimu abadi," demikian Radit mengakhiri keterangan pada postingannya.
Joko Pinurbo meninggal di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta pada Sabtu (27/4/2024) pagi pukul 06.03 WIB. Ia meninggal karena punya masalah kesehatan pada pernapasannya.
Rencananya, jenazah penyair kelahiran Sukabumi, Jawa Barat paada 11 Mei 1962 akan dimakamkan di Pemakaman Demangan, Wedomartini, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (28/4/2024).
Dikutip dari Kompas.com, kabar meninggalkan Joko Pinurbo dibenarkan oleh sesama penyair, Ni Made Purnama Sari.
Menurut Ni Made, Jokpin mengalami permasalahan pernafasan.
"Ada masalah dengan pernapasannya," kata Made, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.
Joko Pinurbo meninggalkkan seorang istri bernama Nurnaeni Amperawati Firmina, tiga anak, dua cucu, dan lima adik.
Jenazah Jokpin sebelum dimakamkan akan disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogja (PUKJ).
Pihak keluarga akan menggelar misa requiem di Jalan PGRI, Sonosewu, Kasihan, Bantul, Riang AB pada Sabtu pukul 16.00 WIB.
"Telah meninggal dunia dengan tenang Bapak Philipus Joko Pinurbo 61 tahun," bunyi lelayu yang memuat kabar duka Joko Pinurbo.
Profil Joko Pinurbo
Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat paada 11 Mei 1962.
Namanya dikenal masyarakat luas berkat puisi-puisinya yang fenomenal, seperti Pada Suatu Pagi Hari dan Hujan dalam Komposisi.
Puisi Joko Pinurbo memiliki tempat tersendiri di kalangan penikmat sastra karena perpaduan antara humor dan ironi dikemas dalam karya apik yang jenaka.
Puisi yang dilahirkan alumnus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut juga menyentil kehidupan sosial.
Sebelum dikenal sebagai penyair, Joko Pinurbo menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.
Semasa hidupnya, Joko Pinurbo telah melahirkan berbagai karya dalam bentuk puisi, cerita, dan esai.
Puisi yang pernah ditulis Joko Pinurbo adalah Kekasihku, Di Bawah Kibaran Sarung, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Epigram 60, dan Buku Latihan Tidur.
Kemudian, cerita yang pernah ditulis Joko Pinurbo adalah Srimenanti yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2019.
Selain itu, Joko Pinurbo juga menyabet berbagai penghargaan atas kontribusi dan dedikasinya terhadap dunia sastra.
Joko Pinurbo pernah meraih Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), South East Asian (SEA) Write Award (2014), South East Asian (SEA) Write Award (2014), termasuk Anugerah Kebudayaan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2019). (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul BREAKING NEWS: Penyair Joko Pinurbo Meninggal