Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Endy Arfian Ungkap Alasan Bintangi Film Horor 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu'

Film ini mengisahkan Pak Bakti adalah dosen killer yang sangat ditakuti oleh semua mahasiswa di kampus.

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
zoom-in Endy Arfian Ungkap Alasan Bintangi Film Horor 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu'
Tangkapan layar
Cuplikan adegan dan poster dari film horor 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu." 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film horor 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu' baru saja merilis official poster yang sudah dibagikan di media sosial.

Film tersebut diangkat dari kisah urban legend yang populer di beberapa kampus di Indonesia.

Endy Arfian salah satu pemain dari film tersebut mengungkapkan alasannya mau terlibat dalam film horor tersebut.

Diakui Endy, dirinya cukup mengikuti kisah tersebut ketika viral beberapa waktu lalu. Bahkan ia tak hanya mendengar satu cerita saja selama ini.

"Sempat mengikuti cerita dosen ghaib, hampir di setiap kota punya versi masing-masing," ucap Endy Arfian di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024).

"Jadi waktu itu merasa tertarik untuk tahu pengembangan ceritanya seperti apa," bebernya.

Berita Rekomendasi

Sesuai dengan cerita viral, poster tersebut menunjukkan sosok dosen yang sedang mengajar tapi badannya tinggi sampai ke langit-langit.

Selain merilis official poster, film tersebut juga mengumumkan jadwal tayang yang direncanakan hadir pada 15 Agustus 2024.

"Kami ingin membuat cerita film yang dekat dengan keyakinan mahasiswa tentang dosen ghaib. Bahwa ada juga Dosen killer," ungkap Dheeraj Kalwani, Produser dan CEO Dee Company.

"Tapi sebagaimana fungsi pendidikan, film ini tentu menyelipkan pesan kuat," terusnya.

Film yang dibintangi Rayn Wijaya, Ersya Aurelia, Endy Arfian dan Annette Edoarda ini mengisahkan Pak Bakti adalah dosen killer yang sangat ditakuti oleh semua mahasiswa di kampus.

Kredibilitas dan nama baiknya dipertaruhkan ketika Amelia, Emir, Maya, dan Fattah, dinyatakan gagal dalam mata kuliahnya.

Mereka diwajibkan mengambil kelas semester pendek untuk memperbaiki nilai. Sayangnya, kelas remidi itu berubah menjadi pengalaman mengerikan hingga mereka ingin keluar kelas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas