Seulgi Red Velvet Klarifikasi dan Minta Maaf Setelah Dibully Imbas Insiden High Heels di Bandara
Seulgi Red Velvet belum lama ini dibully warganet. Hal ini lantaran kontroversinya saat Seulgi dan Red Velvet pergi ke Taiwan untuk tampil di K-Mega C
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM - Seulgi Red Velvet belum lama ini dibully warganet.
Hal ini lantaran kontroversinya saat Seulgi dan Red Velvet pergi ke Taiwan untuk tampil di K-Mega Concert pada 12 Juli lalu.
Di Bandara Internasional Incheon, Seulgi memakai high heels dari sponsor, tetapi di Bandara Internasional Kaohsiung, dia memakai sneakers milik manajernya.
Baca juga: Seulgi Red Velvet Diintai Penguntit, Tulis Ancaman di Instagram: Aku Melihat Lampumu Masih Menyala
Sementara manajernya memakai high heels Seulgi yang terlalu besar dan terlihat tidak nyaman.
Hal ini memicu kritik netizen yang menilai Seulgi egois.
Perihal ini, Seulgi menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasinya di instagram story.
"Aku meminta maaf kepada banyak orang yang mungkin kecewa denganku atas insiden di bandara kemarin," tulis Seulgi dikutip Senin (15/7/2024).
Seulgi menjelaskan, kakinya mengalami lecet sebelum berangkat ke bandara karena latihan untuk persiapan konser.
Namun saat itu ia tidak membawa sepatu cadangan.
"Saat berjalan di bandara, kakiku sedikit bergeser sehingga menyebabkan luka baru. Tiba di Kaohsiung, manajerku menyadari bahwa aku sedikit kesulitan berjalan dengan high heels karena luka itu," jelas Seulgi.
Melihat itu, sang manajer menawarkan diri untuk berganti sepatu dengan Seulgi.
Itu pun hanya sampai mereka masuk ke mobil dan meninggalkan bandara.
"Kondisi tersebut membuatku tidak bisa berpikir jernih sehingga aku mengambil keputusan yang kurang baik," tulis Seulgi.
"Aku merasa sangat bersalah kepada manajerku, yang mungkin meresa sedih karena insiden ini," lanjutnya.
Seulgi mengaku juga sudah meminta maaf ke manajernya karena telah merepotkan.
Ia berjanji akan lebih memerhatikan kondisi orang-orang di sekitarnya dan berharap hal serupa tak terjadi lagi di kemudian hari.