Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kenali Beda Nyeri Dada saat Serangan Jantung dan Jantung Koroner

World Health Organization (WHO) pada 2021, mencatat bahwa penyakit jantung menyebabkan angka kematian mencapai 17,8 juta setiap tahunnya. 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kenali Beda Nyeri Dada saat Serangan Jantung dan Jantung Koroner
Shutterstock
Ilustrasi serangan jantung. 

Kondisi ini dikarenakan adanya penyumbatan yang tidak tertangani dengan baik sehingga muncul plak dan berujung serangan jantung.

Nyeri dada memang tidak selamanya disebabkan oleh penyakit jantung, namun apabila penderita memiliki faktor risiko berupa kolestrol, gula darah, hipertensi maupun merokok maka jangan tunda untuk pemeriksaan kesehatan sebelum menjadi parah.

"Walaupun sakit sedikit saja. Segera datang ke dokter, mencari apa yang terjadi dengan jantung. Jika sudah ditemukan maka bisa ditangani lebih lanjut," pesan dia.

Jika merasakan gejala yang mengarah pada penyakit jantung maka bisa dilakukan pemeriksaan jantung seperti: 

Electrocardiograhy (ECG) yakni lerekaman aktivitas listrik jantung untuk mendiagnosa berbagai penyakit jantung.

Lalu treadmill test sebagai alat pendeteksi awal penyakit jantung koroner, hipertensi, mengukur tingkat kebugaran jantung serta menilai reaksi irama jantung saat melakukan aktivitas fisik.

Serta echocardiography (USG Jantung) sebagai alat ultrasound untuk menilai gerakan otot  jantung, mendeteksi kelainan struktur anatomi jantung serta fungsi pompa jantung.

BERITA REKOMENDASI

Selanjutnya untuk pengananan penyakit jantung, pihaknya menyediakan layanan kardiovaskular yang komprehensif, dengan dukungan dokter spesialis dari berbagai subspesialistik untuk menangani berbagai masalah jantung dan pembuluh darah. 

“Kami juga mampu melakukan Primary PCI (kateterisasi jantung yang dilakukan segera setelah serangan jantung) sesuai dengan standar mutu, yaitu di bawah 90 menit. Selama ini, Siloam Jantung Diagram rata-rata berhasil melampaui standar tersebut, sehingga dapat meminimalisir risiko kematian dan memastikan penanganan cepat serta tepat waktu,” ungkap Hoyi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas