Wacana e-voting di Kongres PSSI Dinilai Berlebihan
Pelaksanaan e-voting untuk PSSI juga sebetulnya tak perlu dilakukan.
Penulis: Alie Usman
Editor: Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana penerapan electronic voting (e-voting) dalam pelaksanaan pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, serta anggota Komite Eksekutif PSSI dalam kongres 9 Juli mendatang, dinilai pemilik para pemilik suara PSSI sangat berlebihan.
Menurut Sekretaris Umum klub sepakbola Nusaina, Catur Agus Saptono, selain bertentangan dengan mekanisme kongres yang telah diatur Statuta, pelaksanaan e-voting untuk PSSI juga sebetulnya tak perlu dilakukan.
E-voting biasanya digunakan sebagai alat bantu jika jumlah pemilih melebihi batasan normal hingga menyulitkan penghitungan secara manual. Namun untuk kongres PSSI yang hanya akan menghitung 100 suara, wacana tersebut dinilai terlalu berlebihan.
"Kami sangat menolak adanya wacana tersebut. Ini sangat bertentangan dengan Statuta. Apalagi jika melihat bahwa penerapan e-voting sangat rentan dengan keslahan hitung, baik lantaran sistem yang eror maupun adanya manipulasi," ujar Catur Agus Saptono saat dikonfirmasi, Minggu (19/6/2011).
Kabar soal wacana penggunaan e-voting dalam Kongres PSSI tersebut mencuat setelah beberapa anggota Komite Normalisasi meyampaikan pada media mengenai kemungkinan penggunaan metode tersebut.
Hal itu juga dilatarbelakangi oleh hasil kunjungan Agum Gumelar selaku Ketua Normalisasi yang mengaku melihat FIFA telah menerapkan cara tersebut dalam kongres mereka memilih Presiden FIFA. (*)