Yoshiaki Hirokawa Juara Lintas Alam
Yoshiaki Hirokawa berhasil menjuarai Pra Piala Dunia Lintas Alam Paralayang Batu Dua 2013
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Lewat ronde terakhir yang ketat dan menegangkan pada Kamis (3/10/2013), penerbang Jepang, Yoshiaki Hirokawa, berhasil menjuarai Pra Piala Dunia Lintas Alam Paralayang Batu Dua 2013 di Sumedang, Jawa Barat.
Kejuaraan yang diselenggarakan Klab Jatarupa Jakarta, diikuti 67 pilot asal 17 negara dan berlangsung dari 27 September-4 Oktober, memperebutkan hadiah uang sekitar 9.000 Euro.
Bukan hanya pilot dari Asia; seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan dan tuan rumah Indonesia, namun juga pilot asal Afrika Selatan, Ceko, Inggris, Italia, Prancis, Rusia, Slovenia, Swedia dan Swiss berbondong ke Batu Dua, lokasi terbang yang masih asing bagi mereka.
Namun itulah naluri sejati atlet olahraga dirgantara, selalu mencari tantangan baru.
Pilot Swedia, Tobias Hinas yang menempel ketat nilai Hirokawa sejak ronde awal, merasa yakin juara ketika menjadi pilot kedua yang mendarat pada ronde keempat atau terakhir, Kamis (3/10/2013), setelah pilot Perancis, Mathieu Vermeil.
Hirokawa yang hanya unggul 122 angka dengan Hinas, cukup masuk 10 Besar di ronde akhir untuk meraih juara, asal selisih nilainya tetap aman.
Hinas yang tidak melihat parasut Hirokawa didekatnya jelang mendarat, menyangkanya tidak mencapai finis dan sudah melonjak kegirangan dan berteriak lantang sambil meninju udara.
Namun, 20 menit kemudian, parasut biru gelap merek Ozone jenis Enzo milik Hirokawa nampak dikejauhan.
Melewati garis finis radius 400 meter di persawahan kantor Pemda Sumedang pada pukul 15.43, sudah cukup memenuhi syarat baginya memperoleh nilai. Hirokawa terbang selama 3 jam 13 menit, 14 detik.
Sedangkan pilot yang mendarat setelah pukul 16, tidak memperoleh nilai. Pilot unggulan yang bekerja sebagai analis komputer berusia 39 tahun itu, terbang dengan kecepatan rata-rata 18,2 km/jam.
Ia menjadi pilot ketujuh dari hanya delapan yang mencapai finis. Sedangkan yang lepas landas sejak lomba dibuka pukul 11.50 WIB siang itu adalah 65 pilot.
Dalam nomor Lintas Alam Terbatas (Race To Goal) yang dilombakan, pilot harus melewati beberapa titik yang ditentukan Ketua Pertandingan dalam waktu tercepat.
Tiap hari soal yang harus ditempuh para pilot berbeda. Selama tiga ronde sebelumnya, para pilot tidak pernah menempuh soal melebihi jarak 71 km.
“Indonesia sudah resmi menjadi negara Paralayang!” seru pilot Rolf Gibbs (Inggris) yang menempati peringkat umum ke-26.
Setelah ronde terakhir yang mencapai jarak terbang 103 km, meski jika ditarik garis lurus dari lokasi lepas landas di Bukit Batu Dua ke kantor Pemda Sumedang hanya 13 km, terbukti bahwa di Sumedang bisa dilaksanakan lomba lintas alam tingkat internasional, karena syaratnya adalah lokasinya layak untuk terbang minimal 100 km.