Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

JN Milo Kuda 'Curigaan'

Kematian JN Milo menimbulkan kesedihan mendalam bagi pemiliknya, yakni Jose Rizal Partokusumo

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in JN Milo Kuda 'Curigaan'
ist
Rahmat Natsir dan JN Milo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian JN Milo tidak hanya menimbulkan kesedihan mendalam bagi pemiliknya, yakni Jose Rizal Partokusumo, pemilik JN Stud Stable yang juga ketua umum Equestrian Indonesia (Eqina). Kepergian JN Milo akibat sakit colic (sembelit) yang dideritanya sejak Sabtu (9/11/2013) lalu itu, juga membuat Rahmat Natsir sangat terpukul.

"Ya, saya memang yang pertama kali melatih kuda itu," papar Rahmat Natsir, 'rider' senior Eqina yang juga pembina di Anantya Riding Club (ARC), Gunung Putri, Bogor. Jose Rizal memang menyebutkan, adalah Rahmat Natsir yang menangani JN Milo sejak didatangkan dari Jerman.

Rahmat Natsir sendiri sebelumnya memang menjadi 'partner' dari Jose Rizal. Karena itu, terkait akronim JN banyak yang menyebutkannya sebagai singkatan atau inisial dari nama masing-masing, yakni 'Jose' dan 'Natsir'.

Di luar itu, JN bisa juga akronim dari 'just a name'. "Atau bisa juga singkatan dari nama saya dan istri," jelas Jose.

SENSITIF

Sebagaimana pandangan umum tentang kuda pada lazimnya, JN Milo pun diakui sebagai 'hewan tunggangan' yang sensitif. Bahkan, menurut Rahmat Natsir, JN Milo itu bawaannya 'curigaan' terus. Yang jelas, papar RN sapaan akrab rahmat Natsir, Milo kuda dengan konfigurasi badan yg sangat bagus dan proporsional.

JN Milo punya gerak langkah natural yang istimewa, spesial.Terbukti dengan hasil 'stallion test', dia mendapatkan nilai rata-rata delapan untuk gerakan 'walk-trot' dan 'center'.

BERITA TERKAIT

RN menuturkan, awal JN Milo'break-in'(dilatih) saat berumur tiga tahun.

"Dia mempunyai karakter yang cukup berbeda diantara kuda-kuda yang sebelumnya saya 'break in'. Perlu penanganan dan pendekatan yang sangat halus," jelas RN.

"Kudanya cukup pintar dan cepat mengikuti instruksi dalam pelatihan. Untuk kuda yang sangat muda kala itu, Milo seperti kuda yang sudah jadi (pengalaman) pada saat ditunggangi," terang RN.

Menurut RN, dia beruntung punya waktu yang cukup memadai untuk menangani JN Milo. Paling tidak hingga usianya cukup dewasa sehingga karakternya terbangun dan JN Milo menjadi lebih tenang.

RN melatih JN Milo secara bertahap untuk tampil di 'show jumping' kelas-kelas bawah sebelum kuda Jerman itu perkasa di kelas atas. Teristimewa dengan menempatkan 'rider' Yanyan Herdiansyah menjadi salah satu penguasa kelas 120 cm terbuka. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas