Salido Pertahankan Mitos 'Sawahlunto Derby'
Setelah anjangsana ke stal Haqul Yakin di Sawahlunto pelatih Berthy Sondakh sangat yakin jika bisa mendobrak mitos kuda di luar Sumbar
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SAWAHLUNTO - Setelah anjangsana ke stal Haqul Yakin di Sawahlunto, pelatih Berthy Sondakh sangat yakin jika bisa mendobrak mitos kuda di luar Sumbar yang bisa memenangkan nomor puncak atau kelas bergengsi 'Derby' pada pacuan di lapangan
Kandih, Sawahlunto, Minggu (8/12/2013) petang. Namun, apa yang dikemukakan Berthy Sondakh ternyata hanya menjadi angan-angan.
Demikian juga dengan harapan Ferry Saddak, 'sesepuh' dan pakar berkuda pacuan dari Aragon Horse Racing, Lembang. Meski mengutarakannya dengan nada merendah, H. Ferry Saddak meyakini 'Terruel' akan berlaku cantik dan akan berupaya finis di urutan pertama pada perlombaan di lapangan Kandih itu.
Akan tetapi, di gelanggang pertarungan, Terruel terliha agak terlambat dalam melakukan 'sprint' di putaran terakhir, sehingga harus puas menempati urutan keempat.
Inilah 'kesaksian' Wakil Sekum PP. Pordadi Noviardi Sikumbang dari arena perlombaan Kejuaraan Pacuan Kuda 'Sawahlunto Derby', di Minggu petang yang menegangkan itu.
TREK BERAT
Tidak sedikit yang menyebutkan kalau 'track' dari 'Sawahlunto Derby' memang berat. Namun, menurut saya, setiap arena perlombaan memang memiliki karakteristiknya masing-masing. Karena itu tidak semua 'kuda petarung' dari berbagai daerah bisa menuai prestasi di
Pulomas. Hanya mereka yang punya persiapan 'super baik' bisa menalukkan trek Pulomas.
Demikian juga dengan trek di Kandih ini. Sepertinya lapangan pacuan Kandih 'ditakdirkan' untuk lebih dikuasai oleh kuda-kuda pacu dari
kampung halamannya sendiri. Karena itu kuda-kuda dari luar Sumatera jangan terlalu berharap bisa menggapai prestasi besarnya di sini,
apalagi di nomor bergengsi 'perang saudara' atau 'Derby'.
Itulah juga yang terjadi pada perlombaan tahun 2013 ini. Harapan Berthy Sondakh atau keinginan Ferry Saddak kembali sirna.
Tiga posisi terbaik pada 'Derby' di Sawahlunto kembali dikuasai oleh kuda-kuda lokal Sumatera Barat. Finis di urutan pertama adalah kuda
Salido (Kubugadang Stable), kedua Wonder Women (Ramasinta Stable), ketiga Hy Bro Kandih (Ati Yusuf SPt, Walikota Sawahlunto).
Kuda jagoan dari Aragon, Terruel, finis di posisi keempat, dibayangi Patriot dari PBS Bunda).
Erizal Chaniago berusaha meluangkan waktunya bersama keluarga besar Kubugadang Stable baik yang dari Payamkumbuh mau pun yang dari Tompasso, Sulut, untuk menyaksikan perjuangan Salido dari tepi lapangan.
Joki T. Pantouw menjalankan instruksi pelatihnya dengan baik, kalau Haqul Yakin bisa melesat kencang saat 'start', tidak usah ngotot, tetapi uikuti saja. Nanti pada saat ada yang ngejar (Terruel) ikuti saja. Nah, sampai jelang tikungan terakhir baru susul sampaui dapat dan lewati dengan 'full speed', begitu instruksi pelatih Coen Singal. Luar biasa! Salido memenangi 'Sawahlunto Derby' dari kepercayaan diri yang tinggi.
Jadi, sampai saat ini mitos kuda luar Sumbar bisa memenangkan 'Sawahlunto Derby' belum terpecahkan. Mungkin kita harus menunggu lagi
hingga tahun depan, demikian komentator yang lain. (tb)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.