EFI Dicantumkan Sudah Jadi Anggota FEI Sejak 1975
EFI atau Equestrian Federation of Indonesia sebagai anggotanya semenjak tahun 1975
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situs resmi Federasi Equestrian Internasional (FEI/Federation Equestre Internationale),
http://www.fei.org/fei/about-fei/nf/indonesia, ternyata telah menyebutkan EFI atau Equestrian Federation of Indonesia sebagai
anggotanya semenjak tahun 1975.
Padahal, EFI terbentuk November 2008 dan baru didaftarkan pendiriannya dalam akte notaris pada 5 Februari 2009.
Kenyataan tersebut menunjukkan adanya kebohongan publik mengingat keanggotaan FEI sebelumnya menjadi hak dari PP Pordasi selalu induk organisasi berkuda nasional, yang memayungi pacuan, equestrian dan polo.
PP Pordasi menjadi anggota resmi FEI sejak 1975, menyusul perkembangan pesat dalam disiplin equestrian di Tanah Air. Sejak itu pula status sebagai National Federation (NF), yang berarti menjadi perwakilan resmi FEI, disandang PP Pordasi.
Bagaimana FEI bisa merubah status keanggotaan salah satu negara anggotanya tanpa mencermati dinamika yang terjadi, mungkin menjadi persoalan lain.
Yang jelas, pengalihan status keanggotaan atau NF tersebut sulit untuk tidak dihubung-hubungkan dengan konflik yang terjadi dalam pengelolaan equestrian nasional, khususnya lima tahun belakangan ini.
Menyeruaknya konflik tersebut tak terlepas dari adanya keinginan dari sebagian ‘stakeholder’ equestrian sendiri. Mereka menghendaki
keberadaan suatu induk organisasi equestrian yang independen, otonom atau mandiri, yang setara dengan induk organisasi cabang olahraga atau ‘National Federation’ (NF/Federasi Nasional). Apalagi hal itu juga diisebut-sebut sudah menjadi persyaratan mutlak atau wajib dari FEI.
Pengelolaan equestrian sebelumnya dilakukan oleh sebuah komisi yang melekat dalam struktur kepengurusan PP Pordasi, sebagaimana halnya dengan dua disiplin berkuda lainnya, yakni pacuan dan polo.
Tuntutan pembentukan sebuah organisasi equestrian yang independen, otonom atau mandiri dan bersifat nasional pada perkembangannya seperti terakomodasi dengan pembentukan Equestrian Commission of Indonesia atau ECI yang berdiri medio 2009.
Menurut keterangan yang dihimpun wartawan, EFI dan ECI pada Oktober 2009 pernah sama-sama mengajukan permohonan ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Dalam surat balasannya pada 23 Oktober 2009 yang ditandatangani oleh Sekjen Arie Ariotedjo, KOI jelas-jelas menyebutkan jika Equestrian Federation of Indonesia atau EFI yang untuk selanjutnya berhubungan dengan Federation Equestre Internationale (FEI). FEI yang bermarkas di Laussane, Swiss, sudah disebutkan sebagai federasi internasional dari EFI.
Namun demikian, titik tolak dari kemelut pengelolaan equestrian yang berkepanjangan ini sepertinya adalah adanya surat dari Sekjen KOI Arie Ariotedjo pada 12 Maret 2010 yang ditujukan kepada Presiden FEI, HRH Princess Haya bin Al Hussein.
Surat itu menyebutkan tentang dukungan penuh KOI terkait adanya perubahan nama dari ECI menjadi EFI. Dari transformasi yang terjadi pada Oktober 2009 tersebut, KOI juga menyatakan segera mengakomodasi keanggotaan EFI di KOI.
Surat itu juga menerakan jika ECI adalah organisasi yang mengelola equestrian nasional sedikitnya sejak 20 tahun terakhir.