KAGET

“EFI baru jadi anggota FEI tiga tahun terakhir ini, bagaimana bisa tertulis seperti itu di situs FEI?” kata Ronny Lukito, pemilik Bandung
Equestrian Center (BEC), Lembang, Jabar.

Ronny Lukito hanyalah salah satu dari ‘stakeholder’ berkuda nasional yang amat berharap konflik yang mendera equestrian ini segera berakhir.

Kendati demikian, dia tetap mendukung langkah PP Pordasi yang mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga
Internasional (CAS/Court or Arbitration for Sport) setelah gugatannya terhadap KOI sehubungan dengan pengalihan hak sebagai ‘NF’ dari FEI tidak diterima oleh Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) yang berada dibawah naungan KOI.

Ronny Lukito menyatakan, konflik berkepanjangan yang melanda equestrian ini bagaimana pun sangat merugikan atlet dan klub-klub
equestrian.

“Banyak klub dan atlet yang sudah patah semangat, padahal banyak atlet yang berpotensi,” katanya.

Dia lantas menyebut beberapa nama sebagai contoh, misalnya Endaryanto dari Aswatama atau Jeanne Lukito dari BEC.

“Banyak atlet-atlet potensial di klub-klub besar lain juga sudah patah semangatnya. Padahal kalau kita bersatu prestasi Indonesia bisa lebih baik dari sekarang, itu yang saya yakini,” tambah Ronny Lukito yang pemilik BEC ini. (tb)