Mantan Taekwondoin Nasional Kritisi Kegagalan Indonesia
Tim Taekwondo Indonesia di Sea Games-27 Myanmar yang ditargetkan 3 medali emas hanya meraih 3 perak dan 7 perunggu
Editor: Toni Bramantoro
“Ketika itu Basuki dan Fransiska yang masih sempat diberikan arahan langsung di ruang VIP dan Pemanasan bergegas untuk bertanding, karena Grand Master sangat memahami karakter permainan masing-masing atlet timnas dan lawan,’ kenang Joseph Hungan.
Kerja keras tersebut akhirnya membuahkan hasil, Basuki Nugroho dan Fransiska Valentina yang pernah dibina oleh Grand Master sebelumnya selama 3 tahun meraih 2 medali emas.Disusul 1 medali emas dari Rizal Syamsir yang merupakan atlet YUTI, hingga saat ini.
Joseph juga menyatakan keheranannya, lima dari enam peraih medali emas di Sea Games 2011 yang saat ini berlatih di UTI Pro tidak diturunkan memperkuat Tim Merah Putih.
”Kita ini kan mengedepankan merah putih bukan PB TI atau UTI Pro .kenapa seperti ini hasilnya, kalau memang PBTI mampu berprestasi tanpa UTI Pro tentunya kita bangga,” ungkap Joseph.pemegang Sabuk Hitam DAN VI Kukkiwon
Sementara itu Ganis Hartono atlit Taekwondo di era tahun 80–an yang juga mantan pelatih tim nasional mengemukakan Kegagalan timnas Taekwondo di Sea Games Myanmar 2013 belum menunjukkan kekuatan timnas yang sesungguhnya.
Mengingat atlet-atlet pelatnas UTI Pro tidak ikut turun di Sea Games Myanmar 2013, dan atlet timnas UTI Pro memiliki jam terbang yang tinggi dalam mengikuti serangkaian uji coba diluar negeri.
"Tahun ini saja mereka telah mengikuti serangkaian kejuaraan Internasional seperti US Open 2013, Pra Sea Games Myanmar 2013, International Open Best Of The Best 2013 di Jogjakarta, CK Classic Open Tournament 2013 di Malaysia , Kejuaraan dunia Hanmadang 2013 di Korea, Korea Open 2013 yang kesemua event tersebut membuahkan hasil yang cemerlang dan terakhir kejuaraan Asian University Taekwondo Championships yang diikuti 27 negara peserta dan hasilnya cukup memuaskan dengan merebut 6 medali emas menempati posisi runner up dibawah tuan rumah Korea Selatan, dan sebagian atlet Negara peserta Sea Games Myanmar ini pernah dikalahkan atlet UTI Pro disana, tentu atlet-atlet kita ini tidak sulit hanya untuk menghadapi event Sea Games, dan saat ini timnas UTI Pro sedang dipersiapkan mengikuti kejuaraan Trelleborg Open 2014 di Swedia yang levelnya setingkat dibawah kejuaraan dunia," papar Ganis Hartono yang juga pernah menjadi pelatih timnas pada Olympic Games XXV Barcelona 1992 dan Kabid Binpres PBTI masa bakti 2007-2011.
Hal Senada juga dikemukakan Pelatih Pomsae Sea games 2011 Rahadewineta ,yang menilai tim Pomsae Sea Games Myanmar bukan merupakan kekuatan tim Pomsae Taekwondo sesungguhnya yang ada di Indonesia.
"Jujur saja saya malu dengan hasil tersebut," tutur Rahadewineta, atlet nasional yang selalu dominan dikelas fly putri dan peraih medali perak US Open dan emas Kejuaraan Dunia Hanmadang 2012 di Korea Selatan.
Grand Master Lioe Nam Khiong yang dimintai tanggapannya atas kegagalan cabang Taekwondo di Sea Games Myanmar enggan berkomentar banyak atas kegagalan tersebut. Grand Master Lioe Nam Khiong yang hadir di Myanmar atas undangan Myanmar Taekwondo Federation dan Asean Taekwondo Federation dalam kapasitas mensukseskan penyelenggaraan eventnya, mempersilahkan untuk menanyakkan hal itu ke PBTI.
"Silahkan anda Tanya ke PB TI toh ada manajer dan pelatihnya, silahkan Tanya ke mereka,” ujar Pembina YUTI dan UTI Pro .Ia menyikapi dingin ketika ditanyakkan tentang pencapaian hasil Sea Games Myanmar.
Menurutnya PB TI sudah melakukan yang terbaik.
"Kalau sampai tidak ada medali emas PB TI sudah berupaya maksimal,” ujar Pemegang Sabuk Hitam DAN VIII Kukkiwon itu.
Ketika ditanyakan tentang adanya faktor Non tekhnis dalam sistem penilaian , Grand Master Lioe Nam Khiong mengemukakan hal itu bisa saja terjadi.
”Untuk cabang olahraga Taekwondo bagi tim Indonesia saya tidak melihat hal seperti itu . bagaimana bisa terjadi karena saya melihat selisih poinnya jauh sekali dan ada yang mengalami selisih point sampai 0-17,” demikian Lioe Nam Khiong.