Dewi Anggraeni: Teman-teman EQINA Harus Tahu yang Sebenarnya
Penyatuan kegiatan equestrian sudah gagal
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyatuan kegiatan equestrian sudah gagal. Upaya rekonsiliasi dan unifikasi dari para pemangku kepentingan serta pelaku equestrian di tanah air kembali menjauh dari kenyataan.
Oleh karenanya tidak bisa dipungkiri jika masa depan olahraga berkuda ketangkasan ini masih sulit untuk disebut konstruktif.
Saat ini kondisi yang berkembang bahkan dinilai tidak kondusif. Hal ini khususnya dirasakan oleh para pemangku kepentingan dan pelaku-pelaku equestrian dari klub-klub yang berhimpun dengan Equestrian Indonesia atau EQINA.
Mayoritas masyarakat equestrian yang berhimpun dalam EQINA tidak dapat menerima arogansi dari pimpinan Equestian Federation of Indonesia (EFI) terkait persyaratan yang harus ditempuh oleh EQINA untuk terealisasinya penyatuan kegiatan bersama.
Karenanya, EQINA tetap akan berjalan sendiri, menggelar seri kejuaraan nasional seperti sebelumnya.
Klub-klub anggota EQINA sebelumnya memang menyambut antusias rencana pergelaran kegiatan bersama equestrian, yang diakomodasi dalam kalender kejuaraan 2014.
Ini adalah buah dari kesepakatan antara Sekjen EFI Triwatty Marciano yang juga pendiri dan pemilik Adira Pratama Mulia (APM) Stable dengan ketua umum EQINA Jose Rizal Partokusumo.
Dari kesepakatan yang tentunya dicapai karena adanya perhatian dan kepedulian yang tinggi atas masa depan atlet-atlet potensial equestrian itu, 'rider-rider' dari klub yang diwadahi oleh EQINA nantinya dapat berpartisipasi dalam 'event-event' EFI yang terangkum
dalam kalender kegiatan bersama tersebut.
Demikian juga sebaliknya, atlet-atlet dari klub-klub yang diwadahi EFI seyogyanya tampil pada kejuaraan EQINA yang berada dalam kalender kegiatan bersama itu.
Akan tetapi, setelah kesepakatan tersebut dicapai, diindikasikan adanya semacam manuver yang dilakukan oleh pengurus EFI yang bertujuan membatalkan persetujuan yang telah dibuat
Beberapa pengurus EFI menemui Wakil Ketua Umum II KONI DKI Jaya Icuk Sugiarto pada awal Februari, dan menegaskan bahwa EFI sebagai 'National Federation' dari equestrian di tanah air adalah satu-satunya yang berhak untuk mengelola kegiatan equestrian di seluruh Indonesia.
Padahal lahirnya kesepakatan mengenai kegiatan bersama equestrian itu justru karena Triwatty Marciano selaku sekjen EFI lebih mengutamakan masa depan atlet dan mencoba menjauhkan perbedaan-perbedaan diantara EFI dan EQINA.
Ironisnya lagi, setelah kesepakatan mengenai kalender kegiatan bersama tersebut diumumkan, ketua umum EFI Irvan Gading sebaliknya mengirim surat kepada ketua umum EQINA Jose Rizal Partokusumo pada 10 Februari lalu.
Materi dari surat yang ditandatangani sendiri oleh Irvan Gading adalah persyaratan yang harus ditempuh oleh EQINA sebelum penyatuan kegiatan EFI dan EQINA disetujui.