PBSI Bakal Sewa Psikolog untuk Pebulutangkis Indonesia
Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan kematangan seorang pebulutangkis bergantung pada karakter pemain itu sendiri
Penulis: Abraham Utama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan kematangan seorang pebulutangkis bergantung pada karakter pemain itu sendiri. "Pelatih cuma bisa memberikan instruksi dan teori, selebihnya merekalah yang menentukan," katanya di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Herry yang sebelum ini pernah melatih Chandra Wijaya/Tony Gunawan menyarankan anak asuhnya untuk tenang saat bertanding. Jika pemain tenang, pikiran mereka akan lebih jernih dan akan sangat berbeda kalau pemain tegang.
Kepala Bidang Prestasi dan Pembinaan PP PBSI, Rexy Mainaky, sebelumnya mengemukakan persoalan mentalitas dan kematangan pemain memang menjadi biang kekalahan para pemain pelatnas di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014.
Lembaganya berencana mempekerjakan psikolog untuk membantu pemain menumbuhkan mental mereka. Sama serperti Herry, Rexy berkata, "Psikolog akan percuma jika pemain tidak memiliki keinginan yang kuat dari diri mereka sendiri."
Meski begitu, Herry tak mau terburu-buru mendesak pemainnya untuk mencapai tingkat kematangan yang diinginkannya. Ia menyakini kematangan pebulutangkis tidak bisa ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Ia menyebut ini sebagai misteri yang belum bisa ia pecahkan.
"Dari pengalaman saya melatih, biasanya pemain akan matang ketika mencapai usia 24 tahun, kecuali ia memiliki bakat super," tuturnya. Ia mencontohkan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Chandra Wijaya/Tony Gunawan mencapai kematangan ketika berusia 26 tahun.