Tono Suratman Segera Tuntaskan Dualisme Equestrian
Dualisme pengelolaan dan pembinaan berkuda ketangkasan (equestrian) tampaknya akan segera berakhir
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM.JAKARTA - Dualisme pengelolaan dan pembinaan berkuda ketangkasan (equestrian) tampaknya akan segera berakhir. Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman, menjanjikan, segera menyelesaikan permasalahannya.
"Kita kembalikan saja kepada ketentuan seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI Pusat," ungkap Tono Suratman, menanggapi pertanyaan terkait penyelesaian dualisme Eqestrian tersebut. Rabu (22/10) petang,
Tono Suratman menghadiri acara press-confrence terkait penyelenggaraan kejuaraan berkuda 'Cinta Indonesia Open (CIO)' VIII-2014, yang akan diadakan 30 Oktober-2 November mendatang di APM Equestrian & Boarding School, Tigaraksa, Tangerang. Tono hadir atas undangan Triwatty Marciano, pemilik APM Stable sekaligus presiden event organizer equestrian Indonesia.
Turut menghadiri acara ini, Ketum PP Podasi Mohammad Chaidir Saddak, Ketua Umum Equestrian Indonesia (Eqina) Jose Rizal Partokusumo, sekjen Eqina Dewi Anggraeni, serta Bibit Sucipto dan Albert 'Abe' Pelealu, pengurus Eqina lainnya.
Event organizer equestrian Indonesia adalah 'wadah' yang kini menjadi penyelenggara berbagai kejuaraan equestrian setelah APM Stable secara resmi keluar dari EFI, federasi equestrian Indonesia yang secara resmi masih menjadi 'national federation/NF' dari Federasi Equestrian Internasional (FEI).
APM STable semula menjadi penyokong/pendukung utama EFI, yang dipimpin oleh Irvan Gading. Setelah tak lagi disokong oleh APM Stable, EFI otomatis sudah kehilangan anggotanya.
"Anggota EFI hanya Gading Stable," kata Jose Rizal Partokusumo.
Tono Suratman mengakui, untuk menjadi anggota KONI Pusat, salah satu persyaratannya adalah cabor tersebut minimal mempunyai 10 kepengurusan di daerah (pengda/pengprov). Persyaratan tersebut tertuang dalam AD/ART KONI Pusat.
Masalahnnya, sejak EFI terbentuk resmi tahun 2010, hingga secara luar biasa disahkan sebagai anggota KONI Pusat pada pertengahan tahun lalu, EFI belum berhasil membentuk satu kepengurusan di daerah.
Di sisi lain, hampir seluruh klub berkuda ketangkasan yang berjumlah 38 sejak awal menolak keberadaan EFI, tetap memilih berhimpun dengan Eqina yang berafiliasi dengan PP Pordasi.
"Saya setuju dengan solusi yang disampaikan pak Tono Suratman, yakni menyelesaikan permasalahannya berdasarkan AD/ART yang berlaku," kata Mohammad Chaidir Saddak, ketum PP Pordasi.
Menurut Triwatty Marciano, penyelesaian dualisme ini bisa dilakukan secepatnya.
"Harus secepatnya, soalnya kita menghadapi SEA Games 2015," kata pemilik APM Stable itu. (tb)