Pencapaian Luar Biasa Tim Bridge Indonesia di Seri Kejuaraan Dunia
PB Gabsi harus terus menerus melakukan evaluasi secara menyeluruh dan mendalam seluruh struktur atlet bridge Indonesia
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pengurud Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi dengan Ketua Umum Dr. dr Ekawahyu Kasih, MM., SH. MH berkomitmen penuh untuk terus mempertahankan sekaligus meningkatkan prestasi atlet-atlet bridge indonesia di forum regional dan internasional.
Untuk itu, PB Gabsi harus terus menerus melakukan evaluasi secara menyeluruh dan mendalam seluruh struktur atlet bridge Indonesia termasuk pelatihnya untuk diformulakan yang terbaik agar prestasi bridge indonesia akan terus menerus mancapai prestasi puncak dunia.
Tiga gelar yang diraih oleh atlet bridge putra-putri indonesia di kejuaraan dunia merupakan prestasi dan gelar terbanyak yang pernah diraih oleh atlet bridge indonesia pada kejuaraan dunia.
Mencermati prestasi atlet bridge indonesia di '14th Red Bull World Bridge Series' di Sanya, Hainan, China, maka hal tersebut menunjukkan kompetensi atlet bridge indonesia sejajar dengan atlet elite dunia lainnya.
Kejuaraan Dunia Bridge '14th Red Bull World Bridge Series' di Sanya, Hainan, Tiongkok yang berlangsung sejak 15-25 Oktober 2014 mempertandingkan kejuaraan beregu berupa Kategori Open Team, Kategori Ladies Team, Kategori Senior Team dan Kategori Mixed Team serta kejuaraan pasangan: Kategori Senior, Kategori Pasangan Senior, Pasangan Umum dan Pasangan Putri diikuti oleh pemain-pemain terbaik dunia yang berasal dari berbagai belahan dunia.
Pada kejuaraan yang demikian bergengsi ini pasangan indonesia Henky Lasut-Eddy Manoppo membuat sejarah baru bagi prestasi bridge Indonesia dengan merebut gelar juara dunia kategori pasangan senior untuk pertama kalinya bagi Indonesia.
Pertandingan final pasangan senior berlangsung 8 sesi. Hingga sesi ketujuh pasangan Henky Lasut-Eddy Manoppo masih bercokol di posisi ke 2 dan pada sesi ke 8 pasangan Henky Lasut-Eddy Manoppo dapat lawan-lawannya dan berhasil meraih gelar juara dunia.
Urutan peringkat 4 besar pasangan senior dunia: Henky Lasut-Eddy Manoppo 55,33%, (Indonesia) Lall Hemant-Milner Reese 54,72% (AS), Kowalski Apolinary-Romanski Jacek 54,47% (Polandia) dan Jacob dan-Czyzowicz Jurek 54,08% (Kanada).
Pasangan putri Indonesia, Dewi Suci Amita-Murniati Kristina Wahyu, yang sampai babak ke 7 final ladies pairs masih menduduki peringkat ke 4 dan pada sesi 8 (terakhir) mampu memperbaiki peringkat dan meraih juara 3 dunia.
Ini merupakan prestasi terbaik pasangan putri Indonesia di Kejuaraan Dunia. Peringkat 4 besar Liu Shu-Zhou Tao 58.09 % (China), Huang Yan-Gan Lin 55,32% (China), Dewi Suci Amita-Murniati Kristina Wahyu 54,32% (Indonesia), Baldysz Cathy-Sarniak Anna 54,67 (Polandia).
Prestasi pasangan putri yang berhasil meraih peringkat ke 3 dunia merupakan prestasi terbaik pasangan putri Indonesia untuk pertama kalinya di Kejuaraan Dunia.
Tim putri Indonesia dengan pemain Rury Andhani, Lusje Olha Bojoh, Suci Amita Dewi, Kristina Wahyu Murniati, Conny Sumampouw, Julita Grace Tueje, dan Veterano Sitompul berhasil meraih Juara 3 bersama dunia.
Dalam perjalanan menuju Juara 3 bersama dunia, di babak perempat final, tim putri Indonesia bermain cemerlang dan berhasil menaklukan tim tangguh Belanda dengan skor 133 – 133.
Di semifinal, tim putri Indonesia dikalahkan oleh tim tangguh China Red dengan skor 121,5 – 80, sedangkan semifinal lainnya, tim putri Baker dengan pemain Lynn Baker, Sally Brock, Karen Mccallum, Marion Michielsen, Nicola Smith, Meike Wortel, dan Cenk Tuncok yang merupakan gabungan putri dari AS, Belanda, dan Inggris mengalahkan tim AS. Pada babak final, tim Baker menang mudah atas China Red yang bermain anti klimaks dengan skor 128,7 – 64.
Urutan Juara dunia ladies team pertama Baker (merupakan gabungan AS, Inggris dan Belanda). Juara 2 China Red Team, juara 3 bersama Pertamina EP (Tim Putri Indonesia) dan Team Moss (AS).
Prestasi tim putri Indonesia tersebut merupakan prestasi gemilang dan hampir menyamai prestasi tim putri indonesia yang pada tiga tahun yang lalu berhasil menjadi runner up Venice Cup, pada tahun 2011, dengan pemain yang sama.
Senior team pada kejuaraan ini hanya mampu mencapai posisi 8 besar dan pada kategori open pairs pasangan indonesia Bill Mondigir-Tommy Rogi berhasil menduduki peringkat 10.
Tiga gelar yang diraih oleh atlet bridge putra-putri indonesia di kejuaraan dunia merupakan prestasi dan gelar terbanyak yang pernah diraih oleh atlet bridge indonesia pada kejuaraan dunia.
Mencermati prestasi atlet bridge indonesia di ' 14th Red Bull World Bridge Series, di Sanya, Hainan, China, maka hal tersebut menunjukkan kompetensi atlet bridge indonesia sejajar dengan atlet elite dunia lainnya. (tb)