Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Komandan Kontingen DKI Jaya: Tuan Rumah Halalkan Segala Cara Raih Juara

Cara-cara tuan rumah dalam perebutan medali diakui oleh Icuk Sugiarto sangat merugikan Kontingen DKI Jaya

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Komandan Kontingen DKI Jaya: Tuan Rumah Halalkan Segala Cara Raih Juara
tribunnews.com/oro
Icuk Sugiarto 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Icuk Sugiarto, Komandan Kontingen DKI Jaya mengatakan perjuangan para atlet remaja Ibukota untuk meraih gelar juara umum di PON Remaja I/2014 cukup berat di tengah ambisi tuan rumah yang menghalalkan segala cara untuk juara.

Cara-cara tuan rumah dalam perebutan medali diakui oleh Icuk Sugiarto sangat merugikan Kontingen DKI Jaya terutama di cabang olahraga permainan. Pembatasan kuota atlet bagi daerah lain di cabang bulutangkis, tenis meja, dan didiskualifikasinya atlet DKI Jaya di cabang tenis mencoreng penyelenggaraan PON Remaja kali ini.

Selain itu, panitia juga memutuskan adanya empat juara bersama di cabang senam agar jumlah medali tuan rumah bertambah. Berarti PON Remaja kali ini memperebutkan 137 medali bukan 133 medali.

“Seperti di bulutangkis, kami hanya diperbolehkan membawa dua pemain yang tampil di tiga nomor. Sebaliknya tuan rumah atletnya boleh lebih. Di cabang tenis atlet kami diprotes dan kena diskualifikasi karena dianggap bukan atlet DKI. Padahal, pihak Panpel sudah mengeluarkan id cardnya,” ungkap Icuk Sugiarto.

Itu diperparah lagi dengan tindakan suporter tuan rumah yang meneror atlet-atlet DKI Jaya dengan kata-kata yang menjurus rasis.

“Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi KONI Pusat. Tindakan tuan rumah yang menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan sportivitas seperti yang didengung-dengungkan tuan rumah,” ujar Icuk Sugiarto.

Hingga hari keenam pelaksanaan PON Remaja, DKI Jaya berada di peringkat kedua perolehan medali dengan 29 emas, 21 perak, dan 16 perunggu.

BERITA TERKAIT

Sedangkan Jatim masih di puncak lasemen dengan mengantongi 33 medali emas, 24 perak dan 14 perunggu. Peringkat ketiga diduduki oleh Jabawer (8,8,13)

Sementara itu Sekretaris umum Pengurus Besar (PB) PON Remaja Soewanto mengatakan, kerja efektif penyelenggara relatif singkat, yakni sejak keluar Surat Keputusan (SK) dari KONI Pusat pada Maret 2014.

"Sejauh ini belum ada laporan atas keluhan. Ini sangat kita syukuri, karena itu tak terlepas dari kerja keras kita semua," jelas Soewanto.

Pernyataan Soewanto bertolak belakang dengan kondisi yang ada. Bahkan KONI DKI sudah melayangkan surat protes kepada panpel.

Berkaitan dengan banyak hal khususnya soal kuota pemain dan makin tak terbendungnya suporter yang berbuat rasis.Tidak hanya itu saja suporter tuan rumah bahkan selalu mendukung tim lawan bila berhadapan dengan DKI Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas