Bibit Sucipto: Seri II Pasti Lebih Seru, Seperti Simulasi PON
Di seri pertama Kejurnas/pra-PON XIX ini, hanya enam daerah yang berpartisipasi
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Kelangsungan seri II Kejurnas sekaligus Pra-PON untuk disiplin equestrian cabor berkuda, yang akan diselenggarakan 12-14 Juni di Denkavkud TNI-AD, Parongpong, Lembang, diyakini akan lebih memikat.
"Saya yakin akan lebih seru, tegang dan mendebarkan. Riders dan kuda-kuda yang tampil akan lebih banyak. Begitu juga yang turun atas nama daerahnya. Pasti lebih banyak daerah yang berpartisipasi," ungkap Bibit Sucipto, 'event director' dari 'Jabar Open 2015' ini, Selasa (24/3).
Di seri pertama Kejurnas/pra-PON XIX ini, hanya enam daerah yang berpartisipasi.
Yakni, Jabar, DKI Jaya, Jateng, Jatima. Papua dan Riau. Dari enam daerah itu, sembilan medali emas yang diperebutkan terdistribusi ke Jabar (5), serta masing-masing satu untuk DKI Jaya, Jateng, Jatim dan Papua.
"Untuk nomor-nomor kejurnas, DKI dapat 1-2-2 set medali, sedangkan dar nomor non-kejurnas, 2-2-2 set medali," urai Bibit Sucipto, pembina Pegasus yang juga pelatih tim berkuda DKI Jaya untuk PON XIX-2016, Jabar.
Satu medali emas untuk DKI Jaya dari nomor kejurnas disumbangkan oleh Joko Susilo, dari kelas 125 cm open. Joko/Saltador mengungguli rekan se timnya di Pegasus dan DKI Jaya, Raymen Kaunang/Maestro Blanco, serta Brayen Brata-coolen/Grace 292 (Aragon/Jabar) dan Nuriman/JN Motivation (JN Stud/Jateng).
Bibit Sucipto juga memberi apresiasi atas penampilan stabil dari para riders yang membela kontingen DKI Jaya, termasuk Albert 'Abe' Pelealu (Universitas Budi Luhur)dan Dwiputri Sita Hapsari (Anantya Riding Club).
Abe/Tyra H menempati posisi ke-5 di nomor eventing perorangan, setelah sempat berada di urutan 4 pada hari pertama, dan urutan 3 di hari kedua.
Di eventing ini, hanya emas perorangan yang diperebutkan, beregunya belum. Baru tim DKI yang siap tampil di beregu dengan empat penunggang, yakni Abe, Wmpy Kaunang/Jerusalem, Joko Susilo/Marcopolo, dan Mario Christianto/Secret Weapon.
"Dwiputri Sita Hapsari makin bersinergis dengan kudanya, Enya. Dia dapet perunggu di kelas kejurnas 110 cm dibawah Brayen dan Galih Rasiono, tetapi jadi juara di kelas non-kejurnas 90-100 cm. Saya yakin, kombinasi Sita/Enya akan semakin padu," jelas Bibit merujuk penampilan putri dari Dewi Anggraeni itu. .
Bibit menerangkan, tim DKI Jaya memang tidak terlalu 'ngoyo' di seri pertama Kejurnas/pra-PON ini. Dari strategi yang dirumuskan, mereka tak bisa berbuat banyak di beberapa nomor, misalnya dressage. Di lompat rintangan U-23 juga cuma Dwiputri Sita Hapsari yang jadi 'pegangan'.
Dari 18 riders yang dipersiapkan, hanya 11 yang diturunkan di Parongpong. Dua riders utama juga tengah study di luar negeri, yakni Samuel Sampurno Prawiro (Sambo/di Inggris) dan Reshawa Rafiq Radinal (Reshi/Belanda).
"Rider senior Rahmat Natsir juga belum turun, mungkin baru di seri II nanti," terang Bibit.
Di Parongpong rupanya Rahmat Natsir lebih konsentrasi untuk men-drill kombinasi empat riders dan kuda-kudanya dari Anantya Riding Club (ARC) itu, yakni Inggar/Achilles, Sita/ Enya, Rosad Natsir/Taprika, dan Thariq - Razzle. Keempatnya tampil baik. tb