Nadia Marciano: Marc Boes Tiba Hari Ini
Nadia Marciano memastikan instruktur berkuda ketangkasan asal Jerman yang akan menggelar coaching clinic menjelang 'APM C
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Nadia Marciano memastikan, instruktur berkuda ketangkasan asal Jerman yang akan menggelar coaching clinic menjelang APM Charity Show, tiba Selasa (21/4) ini di Jakarta.
"Namanya Marc Boes. Dia berkebangsaan Belgia tetapi tinggalnya di Jerman," tutur Nadia saat dihubungi 'Tribunnews' Senin (20/4) malam.
"Coaching-clinicnya sudah akan dilakukan Rabu, sampai Kamis. Insya Allah bermanfaat," ungkap anak pertama keluarga Marciano Norman dan Triwatty Marciano ini.
Kehadiran Marc Boes menjadikan gelaran 'APM Charity Show' lebih berwarna. Marc Boes diharapkan memberi tambahan stimulan, meningkatkan wawasan dan pengetahuan para riders yang akan berkompetisi pada event yang dihelat Jumat-Minggu (24-26/4) di APM Equestrian Center, desa Tapos, Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Marc Boes tentunya juga bisa memberi edukasi pada seluruh murid/siswa APM Boarding School, satu-satunya sekolah berkuda di Indonesia yang didirikan oleh Nadia Marciano pada 2005, setelah ia menyelesaikan studinya di William Woods University, Fulton, Missouri, Amerika Serikat.
Selama dua tahun Nadia belajar Ilmu Administrasi Berkuda di William Wood University, untuk akhirnya menjadi atlet berkuda Indonesia pertama dan juga satu-satunya sampai saat ini yang meraih gelarr 'Bachelor of Science'.
"Sorry aku lagi ribet nih, masukin barang anak-anak ke mobil, mau ke APM," demikian diungkapkan Nadia saat dihubungi tadi malam.
Artinya, di tengah kesibukannya mempersiapkan 'APM Charity Show', Nadia masih berinteraksi langsung dengan kedua anaknya.
Dirut APM Equestrian Center dan President Event dari 'APM Charity Show' ini sudah memperkenalkan kedua balitanya kepada equestrian, agar mereka mampu memahami karakter kuda-kuda sedari dini, sebagaimana ia dulu.
Pada perayaan Hari Kartini ini, Nadia Marciano) adalah salah satu contoh dari Kartini modern.
Kecintaannya pada olahraga ini tumbuh sejak kecil, sehingga darah equestrian seperti mengalir dalam dirinya, membuat Nadia yang kini berusia 32 tahun tak pernah alpa untuk senantiasa memikirkan pengembangan prestasi para riders secara keseluruhan.
Menggeluti equestrian bukan lagi sekadar hobi, karena olahraga ini mampu menuai prestasi, untuk mengharumkan nama bangsa dari persaingan regional dan internasional. tb