Anton Subowo Jadi Presiden Badminton Asia Confederation (BAC) Masa Bakti 2015-2019
Anton Subowo terpilih menjadi Presiden Badminton Asia Confederation (BAC) periode 2015-2019
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Sekjen PP PBSI, Anton Subowo terpilih menjadi Presiden Badminton Asia Confederation (BAC) periode 2015-2019.
Anton terpilih secara aklamasi, setelah sebelumnya dua kandidat lain, dari India dan Thailand mengundurkan diri dan menyatakan dukungannya kepada Anton.
“Pemilihan Presiden BAC ini akhirnya dapat dilakukan secara aklamasi. Tentu saja hal ini berdampak positif untuk menjaga kesatuan dan kekompakan dari BAC itu sendiri,” kata Anton Subowo, Sabtu (25/4).
Di bawah kepemimpinannya, Anton berharap BAC bisa lebih solid untuk mengembangkan bulutangkis, khususnya untuk negara-negara Asia.
“Misi pertama kami yang pasti adalah, bagaimana agar BAC ini bisa kuat. Dan prinsipnya, untuk menjadi kuat, kita harus menjadi satu, itu goalnya. Karena seperti yang kita tahu selama ini BAC masih terpecah-pecah, banyak insiden yang membuat kita menjadi tidak kompak. Sehingga kemarin saat pemilihan Presiden BWF, kita kehilangan posisi itu. Eropa masuk karena mereka tahu suara di Asia sedang terpecah. Padahal seperti yang kita tahu, ranking-ranking pemain dunia saat ini, delapan puluh persen masih dikuasai Asia. Kami melihat Indonesia bisa berperan untuk menyatukan BAC. Ini misi pertama kami,” papar Anton.
Anton menjelaskan bahwa di Asia, dari 42 negara yang tergabung, kondisi perkembangan bulutangkisnya, ada yang sudah maju, namun banyak pula yang masih membutuhkan bantuan untuk pengembangannya.
Ia pun kemudian menggagas diadakannya liga pada setiap wilayah di Asia.
“Negara-negara kuat bulutangkis di Asia juga masih belum banyak. Ada Tiongkok, Indonesia, Malaysia, Jepang, Thailand, India dan lain sebagainya. Tapi dari 42 negara ini masih ada sekita 30 negara lagi yang perlu dibantu. Untuk menjadi lebih kuat, kita harus membantu negara-negara yang ingin berkembang dan mulai aktif, seperti negara-negara Timur Tengah, South Asia, Srilanka, Maldives, Afganistan, Mongolia, Kazakstan dan masih banyak lagi yang berpotensi. Kedepannya kemungkinan akan dibuat liga di masing-masing wilayah. Supaya ketika mereka mengirim pemain ke turnamen, mereka tidak langsung pulang karena kalah di babak pertama. Kita harus bisa membuat bulutangkis lebih menarik bagi mereka. Asia sangat besar, ini akan menjadi tantangan juga buat kami,” ungkap Anton.
Selain terpilih menjadi Presiden BAC, Anton juga dinobatkan menjadi Vice President BWF, Continental Representative. Melalui posisi ini Anton akan mewakili Asia untuk berbicara di organisasi bulutangkis dunia atau BWF.
“Asia sebenarnya kan dominan di cabang olahraga bulutangkis. Namun di BWF sejak banyaknya orang Eropa yang berada di sana, banyak hal yang lebih menguntungkan mereka. Dengan hal ini, saya berharap bisa menjadi perpanjangan tangan ke BWF, untuk mengeluarkan suara. Bahwa Asia juga butuh fairness, bukan karena kita dominan, kemudian jadi dibuat peraturan yang merugikan. Seperti bagaimana mengelap keringat dengan tangan, itu dibuat peraturan baru, padahal itu kan hanyalah sebuah kebiasaan di Asia. Memang bukan kebiasaan pemain Eropa, tapi jangan juga dibuat peraturan yang begitu kaku. Banyaklah suara-suara yang harus disampaikan ke tingkat BWF, bahwa Asia ini dominan dan pasar bulutangkis lebih banyak di Asia. Kami ingin bersuara untuk kepentingan bulutangkis secara keseluruhan, bukan hanya untuk pihak-pihak tertentu,” kata Anton lagi.
PP PBSI dari awal sudah medukung pencalonan Anton Subowo sebagai Presiden BAC dan Vice President BWF, Continental Representative.
“Selamat atas terpilihnya Anton sebagai President BAC dan Vice President BWF, Continental Representative. Semoga perbulutangkisan di kawasan Asia bisa lebih maju secara merata dan aspirasi Indonesia di cabang olahraga bulutangkis ini dapat lebih disuarakan,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.