"Mestinya Ini Tim SEA games"
Begitu ketat seru dan menegangkannya perebutan gelar juara di kelas 145 cm pada Indonesian Jumping Grand Prix
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Begitu ketat, seru dan menegangkannya perebutan gelar juara di kelas 145 cm pada Indonesian Jumping Grand Prix yang digelar Minggu (10/5) sore di Arthayasa Stable, Cinere, Depok.
Dari persaingan yang dramatis itu, Raymen Kaunang yang semula diperhitungkan akan tampil di pertarungan 'jump-off' tersisih setelah Conquistador menjatuhkan satu balok di rintangan 11-b.
Raymen harus berjuang menyembunyikan kekecewaannya. Begitu juga dengan para pendukung fanatiknya di tim Pegasus.
Memang masih ada Joko Susilo. Tetapi, harapan tinggal harapan. Joko Susilo dengan Saltador-nya bahkan menjatuhkan lebih banyak balok rintangan, sehingga tersisih pula di fase reguler itu.
Keberhasilan Adi Katompo untuk mempertahankan supremasinya di kelas 145 cm bukan merupakan sebuah kejutan.
Adi sejak awal sudah diperhitungkan sebagai salah satu kandidat juara, disamping Raymen Kaunang dan Brayen Brata Coolen.
Tetapi, yang beruntung tampil di 'final' justru Putri Hamidjojo. Dia menunggang General G dengan kepercayaan diri dan determinasi yang luar biasa, sehingga bahkan sempat mencatatkan waktu terbaik 47.86 dt pada 'clear round' yang kedua saat 'jump-off'.
Putri Hamidjojo turun di 10 kelas pada Indonesian Jumping Grand Prix ini, akan tetapi penampilannya di kelas 145 cm ini adalah yang terbaik, di mana ia membuat dua kali 'clear round'.
Kendati demikian, bagi Rafiq Hakim Radinal yang pemilik Arthayasa Stable, penampilan semua kompetitor di kelas 145 cm ini layak diberi apresiasi.
Kesemuanya tampil 'all-out', dengan kematangan dari aspek fisik dan mental. Mata Rafiq berkaca-kaca ketika menyatakan,"Inilah mestinya tim SEA Games Indonesia.".
Di SEA Games Singapura, lompatan tertinggi untuk jumping adalah 130 cm. Itu berarti 15 cm lebih rendah dibanding nomor puncak Indonesian Jumping Grand Prix ini. tb