Ramadhan Cup Pacuan Kuda ke-11 dalam Kalender PP Pordasi
Ramadhan Cup adalah kegiatan pacuan ke-11 dari total 21 kejuaraan yang masuk kategori open race reguler atau seri kejuaraan nasional
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Dalam kalender induk kegiatan pacuan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) 2015, Ramadhan Cup adalah kegiatan pacuan ke-11 dari total 21 kejuaraan yang masuk kategori 'open race reguler' atau seri kejuaraan nasional.
Ramadhan Cup diklasifikasikan sebagai 'open race reguler' dengan ketentuan kelompok umur dan handicap. Ini serupa dengan kejuaraan sebelumnya, Jakarta Derby, yang digelar Pengprop Pordasi DKI Jaya pada 7 Juni 2015 lalu.
Walau demikian, tak seperti Jakarta Derby yang kelangsungannya diwarnai 'kegaduhan', bisa dipastikan jika Ramadhan Cup akan 'smooth', lancar-lancar saja.
Kendati demikian, tentunya bukan berarti Komisi Pacuan PP Pordasi tidak akan menindak-lanjuti apa yang menjadi tujuan utama dari perlombaan atau pacuan kuda Indonesia di masa mendatang.
Yakni, pengharaman untuk pemakaian obat-obatan atau vitamin yang mengandung zat perangsang/doping, apalagi yang termasuk golongan anabolyc steroids.
Kampanye anti doping di pacuan kuda harus terus menerus dilakukan, agar pacuan kuda di tanah air benar-benar bersih dari pemakaian zat-zat yang mengandung doping.
Penggunaan obat-obatan atau vitamin untuk kuda harus diupayakan dengan sepengetahuan dokter hewan (veterenary).
Hal ini harus menjadi misi bersama agar pacuan kuda di Indonesia pada saatnya nanti masuk kategori regional dan bahkan internasional, melebihi sekadar sebuah hiburan rakyat semata. Prestasi harus menjadi tolok ukur atau pencapaian utama.
Saat ini kuda-kuda pacu andalan Indonesia kerap diikutsertakan pada pacuan bergengsi di mancanegara, seperti di Singapura dan Malaysia.
Misalnya kuda-kuda tangguh milik Aragon Horse Racing & Equestrian Sports, Dago Stable, Eclipse Stables, atau kuda milik sindikasi (konsorsium) dari klub besar.
Hal itu tentunya dilakukan karena pacuan di Singapura dan Malaysia lebih bergengsi, disamping sudah dilegalkan oleh pemerintah, dengan berbagai ketentuannya yang ketat, termasuk anti doping untuk kuda-kuda peserta. tb