Seri I Final Kejurnas Pacuan 2015: Jabar Sempat Memimpin
Kontingen Jabar yang mengandalkan kuda-kuda tangguh dari Aragon, Dago dan AK-71 Stable sempat memimpin
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Kontingen Jabar yang mengandalkan kuda-kuda tangguh dari Aragon, Dago dan AK-71 Stable, sempat memimpin dalam perburuan angka di seri-1 Kejurnas Pacuan 2015j, Minggu (16/8) baru lalu di Pulomas, Jaktim.
Kontingen jabar menempatkan kuda-kudanya di enam dari total delapan race kejurnas. Dua race yang gagal meloloskan kuda-kuda Jabr dari babak penyisihan 2 Agustus lalu adalah Kelas 2 Tahun Pemula A/B-1400 meter dan Kelas 3 Tahun Derby-2000 meter.
Walau demikian, dari kondisi yang kurang menyenangkan itu, kontingen Jabar melakukan gebrakan meyakinkan di awal perlombaan dari keberhasilan Sagar Matha (AK-71 Stable) mencapai garis finis pertama kali. Sagar Matha yang ditunggangi joki Steve T mengalahkan unggulan pertama Natalma Eclipse (Jateng). Tempat ketiga direbut Maesa Agni (d/h Bathian), kuda milik Sarah Saddak dari Aragon Stable.
"Jabar Kahiji!" Pekik gembira itu dilontarkan Mohammad Chaidir Saddak, MBA, Ketua Umum PP Pordasi yang pemilik Aragon, Lembang.
Pekik 'Jabar Kahiji' tak terdengar usai perlombaan race ke-2 dengan keberhasilan dua kuda Jateng mendomimasi perebutan angka. Merry Eclipse dan Zena Eclipse mencapai finis pertama dan ketiga, sementara posisi kedua direbut Bahana Agogo dari Sumbar.
Dari sini terjadi pergantian pimpinan peraihan angka kejuaraan. Kontingen Jateng menggeser Jabar, dan kemudian terus memimpin dalam perburuan nilai kejurnas.
Jabar memang berhasil memenangi race ke-3 melalui La Ligai, akan tetapi dua kuda Jateng membayangi di urutan kedua dan ketiga sehingga membuat akumulasi nilai mereka tetap diatas.
Kontingen Jatim mulai mengejar menyusul keberhasilan Alfa Romeo dan Sapu Angin meraih nilai tertinggi pada race-4 dan 5.
Jatim sudah mulai menggeser Jabar. Namun, upaya Jatim merebut tahta kepemimpinan dari Jateng tidak terkabulkan menyusul kehebatan Singosari Ayu untuk memenangi Kelas 3 Tahun Remaja-1600 meter.
Singosari Ayu sama sekali tidak diunggulkan untuk menjuarai race ke-6 ini. Kuda milik Tombo Ati ini melakukan 'coming from behind', melesat dari gate-12, terus berada dalam rombongan besar hingga nyaris berbarengan saat menembus garis finis.
Akan tetapi, pastinya ada yang pertama melewati garis finis itu. Dan, itu akhirnya harus ditentukan melalui 'photo-finish'.
Singosari Ayu yang ditunggangi joki J.Turangan akhirnya diputuskan oleh dewan steward (juri) sebagai finalis yang pertama kali melampaui garis finis, unggul amat tipis dari Ratu Kandih (Sumbar) dan Dewi Memoria (Jabar).
Memoria unggul tipis atas Putri Vansel (Jatim), sehingga sekaligus menyelamatkan Jabar. Karina Saddak melompat kegirangan, memeluk ayahnya, Mohammad Chaidir Saddak. Karina yang selama ini tekun mencermati perkembangan seluruh kuda Aragon, termasuk kuda-kuda milik sahabat yang dititipkan kepada mereka.
Kontingen Jatim memastikan posisinya di urutan kedua dalam klasemen perburuan angka menyusul keberhasilan Beauty Eagling dan King Runny Star mencapai finis pertama dan ketiga pada Kelas 3 Tahun Derby-2000 meter atau 'the Real Indonesia Derby'.
Seandainya diantara tujuh kuda asal Jatim yang berlaga di kelas ini tak ada yang berada di posisi tiga besar, sangat mungkin urutan kedua dalam klasemen umum ditempati oleh kontingen Jabar.
"Kita berharap kuda-kuda yang menjadi pesaing berat kita dalam perolehan medali tak ada yang merebut gelar. Atau, biarlah gelar itu diambil oleh finalis lain yang posisinya tidak membahayakan kita," urai Eddy Saddak, sapaan Mohammad Chaidir Saddak. tb